Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hyundai dan LG Bakal Bangun Pabrik Pengolahan Biodiesel di Indonesia

Kompas.com - 10/09/2018, 08:23 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

PONTIANAK, KOMPAS.com - Hyundai dan LG bakal berinvestasi dan mengembangkan hilirisasi perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat. Rektor Universitas Tanjungpura Pontianak, Thamrin Usman mengatakan, pihaknya pun digandeng oleh kedua perusahaan tersebut.

"Perusahaan yang masing-masing bergerak di industri otomotif dan elektronik tersebut berniat membangun pabrik pengolahan limbah tandan sawit menjadi biodiesel," ujar Thamrin di Pontianak, Minggu (9/9/2018).

Menurut dia,  kedua perusahaan itu sangat serius untuk membangun pabrik pengolahan biodiesel dari limbah sawit di Kalbar.

"Sebagai tahap awal akan dilakukan terlebih dahulu riset dan uji kelayakan. Universitas Tanjungpura dipercaya dan kerja samanya menjadi tim riset," kata dia.

Baca juga: Implementasi B20 Lancar, Devisa Hemat 2,3 Miliar Dollar AS

Thamrin menyebut,  investasi awal yang disiapkan mencapai Rp 500 miliar. Namun apabila berhasil, akan ditambah lagi untuk perluasan area pabrik dan mesin produksi.

Tahap pertama kerja sama ini berupa oil recovery berdurasi satu tahun dengan masa kerja sama selama lima tahun.

"Berhubung ini adalah pabrik maka lahan yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Investor butuh sekitar 2,5 hektar untuk pabrik berkapasitas produksi 150.000 ton biodiesel per tahun. Namun ke depan bisa diperluas menjadi 25 hektar, untuk menghasilkan produksi 1,5 juta ton per hari," ucapnya.

Menurut Thamrin, dalam pengembangan ini investor Korea itu ingin memaksimalkan potensi SDM lokal. Oleh sebab itu, kerja sama yang diambil adalah kerja sama segitiga, melibatkan investor, Universitas Tanjungpura dan pemerintah.

 "Pabrik ini butuh banyak sekali pekerja lokal. Untuk tenaga ahli dari Universitas Tanjungpura saja, mereka akan menyerap 300-an orang," ujarnya.

Sementara itu, Yoo M dari perwakilan perusahaan Korea Selatan menyebut bahwa pihaknya sudah memiliki teknologi tinggi dalam mengubah limbah sangat jelek menjadi biodiesel yang ramah lingkungan.

"Apabila hal ini bisa ditingkatkan menjadi skala industri, maka masalah lingkungan dari limbah sawit serta keluhan mahalnya bahan baku untuk biodiesel dapat teratasi secara bersamaan," katanya.

Menurut dia,  jika proyek ke depan berjalan maka dapat diklaim sebagai program sawit bersih. Hal itu bisa menjadi kampanye kepada masyarakat dunia bahwa industri sawit di Kalbar ramah lingkungan.

"Dengan demikian dapat terhindar dari embargo dari negara-negara konsumen baik di Eropa maupun Amerika dan Jepang," sebutnya.

Sementara itu, Gubernur Kalbar, Sutarmidji menyambut baik keinginan Hyundai dan LG tersebut.

"Kita menyambut baik membangun pabrik pengolahan limbah tandan sawit menjadi biodiesel.Industri hilir ini sesuai dengan kebutuhan Indonesia masa sekarang. Pemerintah pusat sudah mewajibkan pencampuran solar dengan 20 persen biodiesel dari sawit, atau B20," kata Sutarmijdi.

Menurut dia, apalagi teknologi yang dibawa oleh Korea Selatan tersebut sangat ramah lingkungan. Pasalnya bahan bakunya menggunakan limbah paling akhir dari pengolahan CPO.

"Ini menjadi isu dunia juga, tentang emisi rumah kaca dari gas metan limbah sawit. Bahan baku yang akan mereka gunakan adalah limbah sawit ini. Sehingga limbah kita bisa diolah di sini dan dijadikan produk bernilai tambah. Apalagi menjadi biodiesel untuk menjawab kebutuhan energi. Kita akan mempelopori ini,"  paparnya.

Ia pun berjanji untuk mempercepat perizinan di tingkat provinsi bagi investasi ini. Soal lokasi, rencananya akan ditempatkan di Kabupaten Kubu Raya.

Pasalnya kawasan ini dekat dengan pelabuhan dan bandara. Selain itu Kubu Raya bisa ditetapkan sebagai kawasan agro-industri yang cocok untuk pengolahan hasil produk perkebunan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com