Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembangkan 11 Bandara, AP II Cari Alternatif Pembiayaan

Kompas.com - 10/09/2018, 10:11 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Angkasa Pura II (Persero) berencana untuk mencari alternatif pembiayaan guna pembangunan bandara. Hal itu dilakukan Angkasa Pura II untuk menanggulangi kebutuhan modal yang cukup besar dalam pembangunan bandara ke depannya.

"Untuk diketahui, 11 bandara yang ada di pipeline kami, untuk initial capex outlay-nya saja tidak kurang sekitar Rp 4,2 triliun. Ini kan berat banget, makanya kemudian kami melihat kalau begini sudah tidak bisa lagi dilakukan dengan self financing," kata Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, di Jakarta, Senin (10/9/2018).

Awaluddin menyebutkan, dalam waktu dekat ini AP II bakal merealisasikan lima bandara dari rencana pengembangan 11 bandara tersebut. Kelima bandara tersebut adalah Tjilik Riwut di Palangkaraya, Fatmawati Soekarnoputri di Bengkulu, Hanandjoedin di Belitung, Radin Inten di Lampung, dan Sibolga di Sumatera Utara.

Adapun total modal yang paling dibutuhkan untuk kelima bandara tersebut adalah sekitar Rp 1,6 triliun.

"Nah itu semua kan butuh capex yang cukup besar dan itulah kenapa akhirnya kami di internal sedang berdiskusi mencari alternatif pembiayan sehingga capex itu tidak semua digunakan. Sebab, sumber pendanaan kami saat ini cuma ada dua cara, satu modal sendiri atau cash dan yang kedua pinjaman, nah keduanya ini sekarang enggak cukup," jelas Awaluddin.

Pihak internal AP II saat ini pun tengah membahas kemungkinan cara untuk mendapatkan alternatif pembiayaan tersebut. Awaluddin menyatakan, hal pertama yang bisa dilakukan AP II adalah dengan menawarkan bandara-bandara tersebut ke investor lainnya yang bisa ke sektor swasta dalam negeri maupun luar negeri.

Hal kedua adalah dengan mencari sumber-sumber modal dengan biaya rendah. Oleh karenanya, di tengah pelemahan rupiah saat ini, Awaluddin mengakui bahwa perlu kejelian dalam membuat menarik proposal bandara-bandara yang ada di dalam rencana masa depan AP II.

"Jadi yang ingin kita lakukan dalam waktu dekat ini konkretnya adalah dengan membuat paketisasi 11 bandara di pipeline kami. Itu semua mau kita paket dan termasuk di bandara eksisting juga dipertimbangkan untuk masuk kajian paketisasi tersebut," ujar dia.

Di sisi lain, rencana AP II untuk mencari alternatif pembiayaan tersebut lantaran semakin bervariasinya konsep pembangunan bandara yang dilakukan oleh AP II. Awaluddin menjelaskan, dari 13 bandara yang dioperasikan hingga akhir 2017 silam semuanya menggunakan dua cara konvensional, yakni membangun dengan modal sendiri dan bagian dari Penyertaan Modal Negara (PMN).

Berkaitan dengan hal tersebut, Awaluddin ingin AP II lebih variatif dalam pembangunan bandara baru. Berbagai macam cara mulai dari kerja sama dengan pemerintah pusat atau KSP hingga bekerja sama dengan badan usaha milik daerah (BUMD).

"Nah kerja sama dengan pusat atau KSP sedang berjalan di Tjilik Riwut Palangkaraya, nanti menyusul Radin Intan Lampung, Fatmawati Soekarnoputri di Bengkulu, sama Hanandjoedin di Beliung, kemudian yang KPBU kami sedang ikut tender di Hang Nadim Batam," sebutnya.

"Kami juga kemudian dengan pemerintah daerah sudah lakukan dengan Banyuwangi, nantinya di Jember juga akan sama, kemudian dengan BUMD sudah ada kerja sama dengan PT BIJB, dan untuk sektor swasta yang sedang jalan adalah kerja sama untuk pengelolaan bandara Bintan," tambah Awaluddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com