Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasabah Kaya Atur Ulang Portofolio Investasi

Kompas.com - 10/09/2018, 15:21 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber KONTAN

JAKARTA, KOMPAS.com - Risiko kenaikan suku bunga acuan dan kondisi nilai tukar rupiah yang berfluktuasi menyebabkan para nasabah kaya berhati-hati dalam berinvestasi.

Untuk meminimalkan risiko, dana nasabah tajir yang dikelola bank atau wealth management ikut diatur ulang.

Direktur Konsumer Bank Rakyat Indonesia (BRI) Handayani mengatakan, nasabah wealth management saat ini cenderung wait and see. Sehingga mengamankan investasinya di produk konvensional seperti deposito. Per Agustus 2018, dana kelolaan wealth management BRI mencapai Rp 88 triliun.

Bank BUMN lain seperti Bank Mandiri telah mencatatkan dana kelolaan wealth management sebesar Rp 172 triliun sampai Juli 2018.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas menuturkan nasabah Bank Mandiri masih memilih reksadana pasar uang sebagai alternatif penempatan dana.

"Pertumbuhan reksadana pasar uang dari awal 2018 sampai Agustus 2018 naik 35,36 persen dan secara year on year (yoy) mencapai 38,4 persen," kata Rohan, Jumat (7/9/2018).

Bank BNI mencatat dana kelolaan bisnis wealth management sampai Juli 2018 sebesar Rp 117 triliun.

Kepala Divisi Wealth Management BNI Neny Asriany mengatakan, sampai akhir tahun 2018 BNI menargetkan dana kelolaan masih akan naik 14 persen sebesar Rp 130 triliun meski pasar sedang tak menentu.

BRI memberikan saran ke nasabah untuk masuk ke instrumen tenor jangka pendek dan menengah.

"Untuk saham, kami menyarankan nasabah untuk masuk secara bertahap sebagaimana strategi dollar cost averaging," kata Neny, Jumat (7/9/2018).

Direktur Konsumer Bank Tabungan Negara (BTN) Budi Satria mencatat dana kelolaan wealth menagement BTN kini sebesar Rp 35 triliun. Dana kelolaan wealth management di BTN mayoritas ditempatkan di produk bank seperti deposito dan tabungan investasi.

Khusus untuk produk non banking produk-produk konservatif seperti produk asuransi endowment yang tidak hanya memberikan proteksi atas jiwa nasabah apabila terjadi risiko, tapi juga memberikan imbal hasil yang tetap.

Sementara untuk reksadana, jenis pasar uang dan terproteksi merupakan jenis yang sangat diminati oleh nasabah BTN Prioritas saat ini.

Tumbuh dua digit

Executive Director & Head, Wealth Management, Standard Chartered Bank Indonesia Bambang Simarno mengatakan, meskipun secara umum kondisi perekonomian global sedang menghadapi banyak tantangan, namun nasabah sudah semakin mengerti pasar dan juga risikonya.

Saat ini para nasabah cenderung memilih produk dengan risiko yang lebih rendah.

Produk tersebut antara lain reksadana dan obligasi negara untuk meminimalisir risiko yang terjadi. Menurut Bambang, sampai pertengahan tahun ini dana kelolaan di bisnis wealth management terlihat mengalami pertumbuhan yang cukup baik. "Yaitu bertumbuh mencapai dua digit," kata Bambang. (Galvan Yudistira)

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Nasabah tajir atur ulang portofolio

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber KONTAN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com