Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permintaan Meningkat, Pasar Komoditas RI Diprediksi Tumbuh

Kompas.com - 12/09/2018, 21:08 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesian Mining Association (IMA) memprediksi sektor pertambangan akan meningkat. Hal ini seiring tingginya permintaan akan batubara sebagai sumber energi premier pembangkit tenaga listrik.

Maraknya pembangunan dan perubahan pola hidup di masyarakat mendorong naiknya angka konsumsi listrik di dalam negeri.

Ketua Umum IMA Ido Hutabarat mengatakan, geliat pasar komoditas yang membaik dan meningkatnya permintaan pasar akan produk tambang mendorong kebangkitan industri pertambangan di Indonesia.

Dengan kekayaan sumber daya mineral dan batubara membuat Indonesia menjadi salah satu tujuan investasi favorit para investor.  

"Guna membahas berbagai kemajuan teknologi dan perubahan tren pertambangan kita memerlukan satu wadah yang dapat mempertemukan para pelaku usaha, pemerintah dan akademisi," kata Ido dalam pernyataannya, Rabu (12/9/2018).

Melalui Mining & Engineering Indonesia 2018, Ido berharap mampu menjadi momen dan wadah yang tepat bagi para pelaku industri untuk bertemu, networking dan membuka peluang bisnis. Kegiatan ini menghadirkan ratusan pelaku usaha pertambangan dari berbagai negara.

Menurut dia, sektor pertambangan merupakan salah satu industri yang memiliki kontribusi terbesar dalam perekonomian Indonesia, didukung kondisi geologi yang sempuna menjadikan Indonesia kaya akan sumber daya alam dan mineral.

"Kekayaan mineral yang besar membuat Indonesia banyak dilirik dan diminati oleh para investor," jelas Ido.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2018 sebesar 5,06 persen. Industri pertambangan mengalami pertumbuhan 0,74  persen.

Sementara itu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor pertambangan mineral dan batubara mencapai Rp 40,6 triliun pada 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com