Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikapi: Ceruk Pasar Buku Umum Mulai Membesar

Kompas.com - 13/09/2018, 06:26 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) mencatat pertumbuhan industri penerbitan beberapa tahun belakangan cukup menggembirakan.

Bahkan, untuk pangsa pasar buku umum dinilai mulai tumbuh lebih tinggi dan hampir menyamai sektor buku pendidikan yang sebelumnya mendominasi industri penerbitan di Indonesia.

"Kadang disebut bisnis penerbitan sudah sunset (redup), saya bilang belum. Justru kami seperti lahir kembali. Literasi Indonesia dibicarakan di dunia dan dari penerbit buku umum sudah merasakan ada kenaikan omzet 10-15 persen tahun lalu," kata Ketua Umum Ikapi Rosidayati Rozalina usai membuka Indonesia International Book Fair 2018 di Jakarta Convention Center, Rabu (12/9/2018).

Wanita yang akrab disapa Ida ini menjelaskan, sejak lama sektor buku pendidikan selalu mendominasi industri penerbitan. Bahkan, sampai tahun 2015 pun Ikapi mencatat porsi buku pendidikan dari total pangsa pasar industri penerbitan di Indonesia masih sebesar 60 persen, dengan selebihnya diisi oleh buku umum.

Namun, dalam tiga tahun terakhir, buku umum semakin banyak diminati sejalan dengan peningkatan literasi masyarakat dan kesadaran untuk membaca buku.

Ikapi juga mengonfirmasi pertumbuhan tren buku umum dengan melihat kenaikan omzet dari para penerbit anggota Ikapi yang fokus pada jenis buku umum.

"Buku umum yang nanti akan tampil. Ukuran pangsa pasar buku umum yang akan meningkat," tutur Ida.

Pegiat literasi sekaligus guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Rhenald Kasali menyatakan pandangan yang sama dengan Ida. Menurut Rhenald, industri penerbitan dengan produk buku secara fisik di Indonesia tidak tergantikan dengan produk digital, seperti buku online atau e-book.

"Kalau saya lihat, penerbitan buku beda dengan media cetak, koran, dan sebagainya. Penerbitan buku relatif makin digemari belakangan ini. Memang ada buku online, ada e-book, tapi ternyata e-book di Indonesia tidak berkembang," ujar Rhenald.

Rhenald memperkirakan, ke depan industri penerbitan di Indonesia akan semakin maju. Dia mencontohkan dari pengalamannya sendiri, saat mengecek buku terbarunya yang harganya hampir Rp 200.000, ternyata menjadi top seller di hampir semua toko buku.

"Jadi, masyarakat sudah mulai lihat kualitas, saya kira baik. Ekosistemnya juga baik, penulisnya makin banyak," ucap Rhenald.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Forum APEC SMEWG, Menteri Teten Ajak Tingkatkan Kolaborasi terkait UKM

Forum APEC SMEWG, Menteri Teten Ajak Tingkatkan Kolaborasi terkait UKM

Whats New
Ekonom Sebut Program Gas Murah Berisiko Bikin Defisit APBN

Ekonom Sebut Program Gas Murah Berisiko Bikin Defisit APBN

Whats New
Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Whats New
Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com