Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Dipandang Harus Hati-Hati Menunda Proyek Listrik

Kompas.com - 13/09/2018, 18:38 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berencana menunda sementara sejumlah proyek infrastruktur yang masuk ke dalam proyek strategis nasional (PSN). Penundaan tersebut dilakukan menyusul melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Menanggapi itu, Sekretaris Jenderal Masyarakat Kelistrikan Indonesia (MKI) Heru Dewanto meminta pemerintah mempertimbangkan secara matang jika ingin menunda proyek pembangunan pembangkit listrik.

"Saya rasa perlu hati-hati untuk bicara penundaan proyek, terutaama yang sudah dikontrak dan financial closing," ujar Heru di Jakarta, Kamis (13/9/2018).

Menurut Heru, pelemahan rupiah merupakan permasalahan jangka pendek. Adapun pembangunan pembangkit listrik merupakan program jangka panjang.

"Rupiah fluktuasi ini kan sifatnya jangka pendek, harus dicarai solusi short term juga. Infrastruktur itu program jangka panjang, dampaknya juga bisa berjangka panjang. Penundaan bisa berakibat ke suplai listrik. Saya pikir, ini agak mismatch antara masalah dengan solusi," kata Heru.

Sebelumnya, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) telah membahas proyek-proyek di bidang kelistrikan yang hendak ditunda dalam rangka menahan tingginya laju impor.

"Jadi, yang enggak boleh bergerak atau ditunda itu adalah yang energi baru terbarukan (EBT). Yang kemungkinan digeser itu adalah PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) dan PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel)," kata Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty Roekman usai rapat di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, pekan lalu.

Syofvi menjelaskan, pihaknya masih memetakan proyek mana saja yang aman untuk ditunda dan mana yang tetap harus dilanjutkan. Dia memastikan, total kapasitas proyek kelistrikan yang akan ditunda adalah 15.200 megawatt, seperti yang disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan beberapa hari lalu.

Adapun rata-rata dalam proyek kelistrikan memiliki Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sekitar 20 sampai 40 persen dan selebihnya berasal dari impor. Jika ada proyek yang pendanaannya belum dipenuhi, kemungkinan akan digeser oleh Kementerian ESDM ke tahun berikutnya.

"Pokoknya yang ditunda adalah yang belum financial closing, kami masih ngecek. Kalau dimundurkan, misalkan dua tahun, itu reserve margin-nya cukup enggak. Nah, ada beberapa yang enggak cukup jadi ada yang bisa (ditunda) ada yang enggak," tutur Syofvi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com