Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangkas Antrean, BPJS Kesehatan Terapkan Aplikasi Rujukan Online

Kompas.com - 14/09/2018, 17:40 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS..com - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan mulai menerapkan sistem rujukan berbasis online. Dengan demikian, Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) bisa lebih mudah menunjuk rumah sakit rujukan untuk pasiennya agar lebih efisien.

Dalam aplikasi tersebut, terdapat daftar rumah sakit terdekat dari FKTP sehingga mudah dijangkau peserta Jaminan Kesehatan Nasional dan Kartu Indonesia Sehat.

Deputi Direksi Bidang Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan Arief Syaifuddin mengatakan, sistem rujukan online juga membuat FKTP bisa melihat mana rumah sakit rujukan yang kapasitasnya belum terlalu besar sehingga tidak terjadi penumpukan pasien.

"Harapannya ketika peserta datang ke rumah sakit, proses pelayanannya jauh lebih cepat. Ketika dipanggil, nomor rujukan sudah keluar datanya dan ada diagnosanya. Tidak perlu entry lagi saat daftar di rumah sakit," ujar Arief dalam acara Ngopi Bareng JKN di Jakarta, Jumat (14/9/2018).

Baca juga: Skema Dana Cadangan Digunakan untuk Tutup Defisit BPJS Kesehatan

Penerapan sistem rujukan online sudah memasuki fase ketiga, yakni pengaturan. Pada fase sebelumnya, BPJS kesehatan melakukan pengenalan sistem kepada fasilitas kesehatan maupun peserta JKN-KIS.

Di fase kedua, mulai penguncian sistem di mana BPJS Kesehatan memastikan agar peserta tak terkendala dengan adanya sistem tersebut.

Rujukan online bukan dioperasikan oleh peserta BPJS Kesehatan, melainkan FKTP. Nantinya FKTP akan memilihkan fasilitas kesehatan tingkat lanjut yang dirujuk sesuai dengan diagnosis pasien.

Dalam sistem akan terlihat data rumah sakit yang etrdekat. Sebelum sistem online, hal tersebut tak bisa dilakukan. FKTP tak bisa melihat apakah rumah sakit rujukan itu masih bisa menampung pasien atau tidak.

"Jangan satu rumah sakit berjubel, yang lainnya lengang. Ini juga memicu rumah sakit melengkapi fasilitasnya sehingga ada standar yang sama di RS," kata Arief.

Selain itu, dalam pengembangannya, rujukan online bisa melihat jadwal praktik dokter. Dengan demikian, pasien bisa tahu kapan mereka bisa datang ke rumah sakit rujukan.

Meski begitu, kata Arief, sistem tersebut belum sepenuhnya online. Peserta masih harus membawa semacam tiket yang dicetak dari aplikasi tersebut. Namun, jika tiket rujukannya hilang, datanya masih tersimpan di aplikasi bernama Health Facilities Information System (HFIS) itu.

"Di sisi lain, masih ada faskes yang masih manual karena belum terkoneksi internet mislanya. Itu masih terima rujukan manual," kata Arief.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com