Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPJS Kesehatan Bantah Batasi Pasien Dirujuk ke Faskes Tertentu

Kompas.com - 14/09/2018, 19:38 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com -Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menyatakan, tujuan utama membangun sistem rujukan secara online yakni untuk mengantisipasi penumpukan pasien di rumah sakit rujukan tertentu.

Selama ini kendala yang terjadi di lapangan yakni pasien harus mengantre lama di rumah sakit rujukan untuk mendapat pelayanan. Sementara ada rumah sakit rujukan lain yang masih memungkinkan menampung pasien tersebut.

"Kita mau menghindari tumpukan di rumah sakit rujukan. Isu ini mengemuka bahwa BPJS membatasi," ujar Deputi Direksi Bidang Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan Arief Syaifuddin di Jakarta, Jumat (14/9/2018).

Arief mengatakan, di fase pengaturan penerapan sistem rujukan online, Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama tinggal mengakses aplikasi dan mencari rumah sakit rujukan yang mudah dijangkau dari faskes tersebut.

Baca juga: Pangkas Antrean, BPJS Terapkan Aplikasi Rujukan Online

Nantinya juga akan terlihat apakah jumlah pasien yang ditangani sudah memenuhi kapasitas. Misalnya, kapasitas dianggap sudah penuh jika rumah sakit tersebut tengah menangani 80 persen pasien rujukan. Selebihnya merupakan estimasi jumlah pasien umum. Jika pelayanan melebihi kapasitas, maka akan terjadi antrean panjang.

"Jangan satu rumah sakit berjubel, yang lainnya lengang. Ini juga memicu rumah sakit melengkapi fasilitasnya sehingga ada standar yang sama di RS," kata Arief.

Namun, jika FKTP tetap memilih dokter di rumah sakit tersebut, maka akan dilayani di hari berikutnya. Sistem rujukan online itu, kata Arief, justru ingin memberi kenyamanan bagi pasien. Sebab, jadwal praktek dokter terbatas, misalnya hanya dua jam. Sedangkan pasien rujukannya banyak.

Dia mengatakan, jangan sampai penanganan pasien tidak optimal demi merampungkan pemeriksaan pasien lain yang menunggu.

"Kalau antrean panjang, pasti manusiawi petugas akan mempercepat layanan. Mutu layanan pun berkurang," kata Arief.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com