Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Depresiasi Rupiah Masih Ancam Bursa hingga Akhir Tahun

Kompas.com - 17/09/2018, 17:31 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski fundamental perusahaan yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mencatatkan perbaikan, namun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum juga memperlihatkan tanda-tanda untuk kembali ke level tertingginya.

IHSG pada Senin sore ini (17/9/2018) turun 107 poin atau 1,8 persen menjadi 5.824,26.

Dalam data akhir semester I-2018 yang diberikan oleh Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, Jumat (14/9/2018) lalu, pendapatan perusahaan yang tercatat di BEI naik 8,6 persen secara tahunan (year on year) menjadi Rp 1.552 triliun.

Sementara laba perusahaan-perusahaan yang tercatat di BEI memperlihatkan kenaikan yang lebih signifikan lagi, yakni sebesar 21 persen di semester I-2108 atau sebesar Rp 178 triliun dibandingkan dengan laba perusahaan yang tercatat di BEI sepanjang semester I-2017 yakni sebesar Rp 147 triliun.

Tak cuma itu, dalam statistik pasar modal OJK per 24 Agustus 2018, rata-rata voume perdagangan harian tahun ini sudah mencapai 13,41 miliar saham dengan nilai Rp 8,77 triliun. Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan dengan tahun lalu yakni hanya sebesar 12,24 miliar saham dengan nilai Rp 7,62 triliun.

Head of Research Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengakui, memang rata-rata kinerja perusahaan yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) memang sudah cukup baik. Namun, dampak depresiasi rupiah masih menjadi pemberat bagi emiten-emiten yang ada di BEI.

"Yang membuat investor asing khawatir adalah terkait kinerja perusahaan Indonesia yang mayoritas merupakan importir bahan baku," kata Lanjar kepada KONTAN, Senin.

Pelemahan rupiah akan berimbas pada ongkos biaya, utang, dan aset perusahaan di Indonesia.

Beberapa sentimen eksternal, menurut Lanjar masih akan mempengaruhi laju indeks hingga akhir tahun yang akan datang. Salah satunya, ketegangan perang dagang global AS dan mitra dagang menjadi pengaruh bagi indeks karena berpotensi merembet ke kondisi ekonomi Amerika Serikat. 

Selain itu depresiasi nilai tukar di emerging market dan depresiasi nilai tukar rupiah juga mau tak mau menjadi sentimen pemberat indeks.

Untuk target pesimis, Lanjar memprediksi IHSG akan finish di level 6.000 akhir tahun nanti. Untuk target optimis, ia mematok angka 6.200.

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Depresiasi rupiah masih mengancam bursa hingga akhir tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com