"Baru pertama, kaget juga sih. Kok masih sepi ya, padahal kemarin pas peresmian heboh banget," tuturnya.
Bagi dirinya tiket seharga Rp 70.000 tidak menjadi masalah. Namun, mungkin berbeda dengan orang lain. Dian mengungkapkan, mungkin soal harga bisa memengaruhi minat beli masyarakat untuk menjajal kereta ini.
"Kemarin pas pertama heboh kayaknya rame, harganya juga Rp 35.000. Mungkin pas udah naik ke Rp 70.000 pada mikir juga kayaknya," ucap Dian.
Tak jauh berbeda dengan Dian, Fajar (37) yang merupakan penumpang kereta bandara pun mengungkapkan bahwa dirinya tidak keberatan dengan tiket yang dibandrol Rp 70.000 sekali jalan dari Stasiun BNI City ke Stasiun Bandara Soekarno-Hatta.
"Saya melihat kereta bandara ini cukup bagus ya dari segi fasilitas, sudah nyaman dan enak juga. Penumpang juga tidak perlu berebut," tutur Fajar kepada Kompas.com, Jumat (14/9/2018).
Menurut dia, harga Rp 70.000 sudah sangat sepadan dengan fasilitas yang bisa didapat. Dibandingkan dengan moda transportasi yang lain misalnya taksi.
"Masyarakat juga rasanya bisa menilai, kalau ada harga ya pasti ada kualitas," ujarnya.
Berbeda dengan Dian dan Fajar, Riska (24) masih mempersoalkan harga tiket yang menurutnya berlum terjangkau. Dia berpendapat, mungkin bagi sebagian kalangan harga tiket ini memang murah tapi sebagian lain tidak.
"Menurut saya kalau kereta pengin lebih ramai mungkin (harga) bisa lebih murah lagi walaupun memang fasilitasnya nyaman dan enak. Diskonnya bisa diperbanyak. Karena mungkin tidak semua orang mau naik dengan harga segitu," ucapnya.
Perempuan yang baru menyelesaikan studinya di Jakarta ini berpendapat, pemerintah juga harusnya bisa menyediakan akses informasi yang memadai mengenai kereta bandara ini. Terlebih lagi, masyarakat pun akan semakin senang jika moda transportasi ini bisa mereka jajal jika banyak promo yang diberikan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.