Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melemah Tembus 14.900, BI Lakukan Intervensi Terukur

Kompas.com - 18/09/2018, 12:26 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan data pasar spot Bloomberg hari ini, Selasa (18/9/2018), rupiah kembali tertekan terhadap dollar AS pada level Rp 14.933. Padahal pada perdagangan Senin (17/9/2018) rupiah diperdagangkan Rp 14.880 per dollar AS.

Adapun pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah hari ini melemah 49 poin di level Rp 14.908 dari sebelumnya Rp 14.859 per dollar AS.

Menanggapi hal ini Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menegaskan BI dan pemerintah bersama-sama akan terus berupaya jntuk menjaga stabilitas rupiah. BI pun juga akan terus berada di pasar serta melakukan intervensi secara terukur baik di pasar valuta asing maupun melalui pembelian Surat Utang Negara (SUN) di pasar sekunder.

"Kita akan terus jaga stabilitas rupiah dan intervensi pun akan dilakukan terukur," ujar Dody ketika ditemui awak media di Jakarta.

Baca juga: Perang Dagang Memanas, Rupiah Tembus Rp 14.900 Per Dollar AS

Lebih lanjut dia menegaskan, depresiasi rupuah terhadap dollar AS merupakan dampak eskternal dari terus meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China. Tak hanya Indonesia saja, Dody menjelaskan seluruh negara berkembang terdampak dari kondisi perdagangan AS dan China yang kian tak menentu.

"Ya itu yang paling tepat tarif risiko antara AS dan China cukup serius pengaruhi emerging country all currencies," ujar Dody.

Dody berharap berbagai kebijakan kontroversial Presiden Trump tidak memberikan tekanan yang bezar terhadap rupiah. Sementara untuk risiko yang berasal dari regional seperti defisit perdagangan yang memberikan pada defisit neraca perdagangan akan diahas lebih njut dalam Rapat Dewan Gubernur BI pekan depan.

Adapun saat ini, posisi defisit per Agustus 2018  mengalami defisit sebesar 1,02 miliar dollar AS.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyebutkan, defisit neraca perdagangan kali ini turun cukup tajam dari bulan Juli 2018 lalu yang mencapai 2,03 miliar dollar AS.

Penyebab dari defisit neraca perdagangan bulan Agustus 2018 pun berbeda dari bulan Juli lalu yang disebabkan baik oleh migas dan non migas, di bulan Agustus 2018 defisit neraca perdagangan hanya disebabkan oleh sektor migas saja.

"Nilai ekspor dan impor jika dilihat dari neraca perdagangan Agustus 2018 masih defisit sebesar 1,02 miliar dollar AS. Sebagai catatan defisi ini jauh lebih kecil dari bulan lalu, hampir separuhnya,"ujar Suhariyanto ketika memberikan keterangan pers kepada awak media di kantornya, Senin (17/9/2018).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com