Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Komentar Mendag soal Bulog yang Ngotot Tak Mau Tambah Impor Beras

Kompas.com - 19/09/2018, 21:29 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita tak mempermasalahkan jika Bulog tak ingin ada impor beras tambahan. Menurut dia, itu adalah hak dari Bulog.

"Engga apa-apa. Jangan diperpanjang," ujar Enggar di Jakarta Barat, Rabu (19/9/2018).

Kendati begitu, Enggar mengingatkan bahwa berdasarkan rapat kordinasi yang dilakukan di Kementerian Koordinator Perekonomian, Bulog mempunyai izin kuota impor sebanyak dua juta ton.

"Yang pasti, rapat koordinasi memutuskan jumlah total itu dua juta ton. Itu keputusan rakor, bukan saya," kata Enggar.

Baca juga: Soal Tempe Setipis Kartu ATM, Mendag Mengaku Ditelepon Jokowi

Enggar menuturkan, serapan dalam negeri belum maksimal terhadap stok beras Bulog. Atas dasar itu, masih banyak stok beras yang masih mengendap.

"Penyerapan beras dalam negeri itu belum maksimal. Dari jumlah stok yang 2,2 juta ton, serapan dalam negeri hanya 809.000 ton. Sisanya ada yang komersial, ada yang 130.000 tonan. Lainnya dari eks impor," ucap dia.

Enggar menambahkan, izin impor beras sebanyak 2 juta ton yang dimiliki Bulog sebenarnya berlaku hingga Juli 2018. Namun, Bulog meminta izin impor itu diperpanjang.

"Yang dua juta sebenarnya sampai dengan Juli. Tapi kemudian ada surat Bulog meminta agar izin impor diperpanjang mengingat proses perjalanan itu belum sampai. Kita keluarkan, setuju perpanjangan kedua karena belum sampai, dalam perjalanan karena cuaca dan segala macam, mohon izin diperpanjang. As simple as that," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso atau Pria yang kerap disapa Buwas menyatakan, sampai tahun depan dirinya berkeyakinan Indonesia tidak membutuhkan impor beras.

Buwas berkeyakinan seperti itu karena cadangan beras Bulog bisa capai 3 juta ton hingga akhir 2018. Sementara hingga saat ini, cadangan beras Bulog capai 2,4 juta ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com