Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produsen Tahu-Tempe Ingin RI Swasembada Kedelai, Mendag Bilang Tak Mudah...

Kompas.com - 20/09/2018, 08:04 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Produsen tempe dan tahu berharap Indonesia bisa kembali swasembada kedelai. Dengan begitu, produsen tempe dan tahu di Indonesia tak akan lagi bergantung dengan impor kedelai.

Seperti yang diungkapkan seorang produsen tempe Suparman di depan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat meninjau pabrik tahu dan tempe di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (19/9/2018).

"Saya sangat berharap Swasembada kedelai. Indonesia punya lahan yang luas, kenapa tidak bisa dimanfaatkan supaya kita tidak bergantung dengan impor," ujar Suparman.

Menanggapi hal itu, Enggar mengatakan pemerintah tengah mengupayakan agar Indonesia bisa swasembada kedelai. Kendati begitu, menurut Enggar, untuk mencapai swasembada kedelai membutuhkan waktu.

"Swasembada itu tidak semudah membalikan telapak tangan, itu memerlukan proses dan waktu," kata Enggar.

Menurut Enggar, sebelum bisa swasembada kedelai, pemerintah akan mengupayakan menstabilkan harga kedelai. Ada beberapa langkah yang ditempuh pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut.

"Semula importir mudah menjualnya, mereka jual ke distributor, lalu distributor dia serahkan ke agen, dari agen dia turun lagi. Paling tidak ada tiga mata rantai. Sekarang kami memenuhi permintaan untuk langsung importir masuk ke Kopti. Jadi ada mata rantai yang terpotong,".

"Mereka juga kita fasilitasi langsung bertrmu dengan petani kedelai di sana (AS) sehingga bisa dapat harga murah," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com