Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadir di Indonesia, Telkomtelstra Sasar Tiga Peluang

Kompas.com - 20/09/2018, 12:45 WIB
Erwin Hutapea,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

MELBOURNE, KOMPAS.com - Kurangnya kesadaran berbagai jenis perusahaan di Indonesia untuk membuat sistem informasi dan komunikasi internal yang aman dan canggih menjadi peluang bisnis bagi Telkomtelstra.

Sebab, belum banyak perusahaan yang sadar akan pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung perkembangan bisnisnya.

Telkomtelstra merupakan usaha patungan antara perusahaan telekomunikasi Telstra yang berbasis di Australia dengan PT Telkom Indonesia.

"Telkomtelstra ini bisnis enterprise. Banyak hal menarik yang bisa dilakukan untuk mendukung bisnis perusahaan di Indonesia," ucap Presiden Direktur PT Telkomtelstra Erik Meijer, saat ditemui Kompas.com di Melbourne, Australia, Rabu (19/9/2018).

Dia mengatakan, ada beberapa hal yang menjadi peluang bisnis bagi Telkomtelstra di Indonesia. Pertama, membangkitkan kesadaran akan pentingnya manajemen jaringan teknologi informasi (TI) dan komunikasi.

Hal ini terasa penting saat jaringan TI perusahaan mengalami masalah, bahkan hingga tidak bisa digunakan. Masalah ini bisa mengganggu jalannya bisnis perusahaan.

"Kami mendorong manajemen dari jaringan TI perusahaan untuk mendukung bisnisnya melalui network management," ujar Erik.

Dia menambahkan, jaringan internet di Indonesia bisa mati bisa berjam-jam. Pihaknya mempunyai layanan yang bisa mendeteksi suatu gangguan jaringan sedini mungkin.

Hasil deteksi itu bisa menjelaskan antara lain tentang jenis gangguannya, penyebab, lokasi, dan di jaringan internal atau eksternal.

Menurut Erik, saat ini makin banyak perusahaan yang mulai mengerti pentingnya mengelola jaringan TI-nya. Sebab, jika jaringan itu non-aktif malah berisiko mengganggu bisnis perusahaan.

Peluang kedua yaitu bisnis software-defined wide area network (SDWAN). Telkomtelstra menilai pentingnya teknologi ini untuk mengetahui penggunaan jaringan internal komputer di suatu kantor.

"Jaringan ini bisa kombinasi antara kabel dan cloud, customer bisa manage sendiri secara remote. Ini merupakan langkah selanjutnya dari network management service," jelasnya.

Peluang ketiga yakni penyimpanan data (cloud). Erik berujar bahwa bisnis ini masih ketinggalan di Indonesia karena pemasarannya kurang maksimal dan banyak perusahaan yang belum mengerti mengenai regulasi dari pemerintah.

Saat ini bisnis tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.

"Kenapa di Indonesia ketinggalan? Karena belum ada pemasaran secara agresif, juga banyak perusahaan masih bingung apa yang boleh dan tidak boleh di cloud," tuturnya.

Dia berharap dengan masuknya Telkomtelstra di Indonesia bisa membangkitkan kesadaran akan pentingnya penerapan teknologi terkini dalam sistem informasi dan komunikasi suatu perusahaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com