Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Schneider Electric Nilai Pasar Asia Prospektif

Kompas.com - 20/09/2018, 14:31 WIB
Haris Prahara,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi


SINGAPURA, KOMPAS.com
- Perusahaan manajemen energi asal Perancis, Schneider Electric, menganggap Asia sebagai pasar penting bisnis mereka.

Hal itu diungkapkan Chairman and Chief Executive Officer Schneider Electric Jean-Pascal Tricoire saat berbincang dengan pewarta dari berbagai negara dunia, Rabu (20/9/2018), di Singapura.

Sekadar informasi, pada pembukaan Innovation Summit Asia 2018, Jean melansir data bahwa total pendapatan Schneider Electric secara global mencapai 24,7 miliar juta Euro (setara Rp 428,5 triliun) pada 2017 lalu.

Dari angka tersebut, ujarnya, pasar Asia menyumbang kontribusi lebih kurang 30 persen dari total pendapatan Schneider Electric.

Menurut Jean, besarnya populasi penduduk dan pertumbuhan ekonomi di benua Asia, membuat potensi bisnis Schneider Electric dimungkinkan terus tumbuh.

Jika mengacu pada data pertumbuhan ekonomi di Asia, memang terdapat sejumlah negara dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi relatif baik.

Melansir Forbes pada Selasa (24/4/2018), berdasarkan laporan Dana Moneter Internasional (IMF) bertajuk IMF Economic Outlook, pertumbuhan ekonomi India, misalnya, diprediksi mencapai 7,4 persen pada 2018.

Adapun pada 2019, pertumbuhan ekonomi India diprediksi lebih tinggi, yakni 7,8 persen. 

Setali tiga uang dengan India, pertumbuhan ekonomi China pun diyakini tetap kuat.

IMF memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi China mencapai 6,6 persen pada 2018 dan 6,4 persen pada 2019.

Demikian pula halnya dengan pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

"Indonesia adalah contoh menarik. Negara ini jumlah penduduknya terbesar ke-4 di dunia dan industrinya terus tumbuh. Kami menaruh perhatian khusus pada Indonesia," ujar Jean.

Ia menambahkan, untuk menggenjot peningkatan pasar Asia maupun kawasan lainnya, Schneider Electric mengalokasikan setidaknya 5 persen dari pendapatan tahunan untuk riset dan pengembangan (R&D).

"Dengan begitu, kami harap bisnis di Asia maupun global bisa terus bertumbuh di masa mendatang," pungkas Jean.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com