Faktor pertimbangan lainnya adalah kesetaraan internal, yakni perusahaan akan memastikan bahwa pegawai digaji secara adil dibandingkan dengan rekan kerjanya. Perusahaan juga bakal melihat apakah keahlian pegawai dapat menandingi apa yang tersedia di pasar tenaga kerja.
4.Pegawai inkompeten tetap dapat bonus, tapi pegawai berprestasi yang lebih dulu dapat pemotongan insentif
Ini memang terdengar tidak adil, namun itulah yang ditemukan dalam survei tersebut. Sepertiga perusahaan yang disurvei mengaku mereka tetap membayar insentif kepada pegawai yang gagal memenuhi ekspektasi.
Namun, ketika anggaran untuk bonus menyusut, hampir 80 persen perusahaan menyatakan bakal terlebih dulu memangkas bonus untuk pegawai berprestasi.
5. Perusahaan Asia Pasifik tak terlalu pedulikan kesetaraan gender
Survei tersebut menemukan pula bahwa perusahaan-perusahaan Asia Pasifik tidak terlalu peduli dengan kesetaraan gender, dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan di Eropa dan AS. Hanya 10 persen perusahaan Asia Pasifik yang memandang kesetaraan gaji berdasarkan gender adalah hal penting.
Maggy Fang, kepala divisi Asia Pasific Talent & Rewards Willis Towers menyatakan, hanya sedikit pegawai perempuan yang menduduki posisi senior, khususnya di India, Jepang, dan Korea Selatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.