Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagi Sebagian Perempuan, Tujuan Utama Investasi Bukanlah Menghasilkan Uang

Kompas.com - 23/09/2018, 17:39 WIB
Mutia Fauzia,
Amir Sodikin

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Apa yang terlintas di pikiran Anda ketika mendengar kata investor? Mungkin seorang pria dengan pakaian rapi atau setidaknya berjas, berjabat tangan dengan pria lain dengan setelan serupa?

Hasil pencarian gambar melalui Google kebanyakan akan menunjukkan foto seperti ilustrasi di atas jika Anda mengetikkan kata investor. Perspektif seperti itu sebenarnya kini sudah ketinggalan zaman.

Dikutip melalui The Guardian, saat ini makin banyak perempuan yang berinvestasi. Namun mereka lebih memilih perusahaan yang memiliki dampak positif bagi perkembangan dunia dan bisa menghasilkan perubahan sosial yang lebih baik, tidak sekadar menghasilkan uang banyak. 

Baca juga: Bertemu Jokowi, Amazon Bakal Investasi 1 Miliar Dollar AS di Indonesia

Olivia Sibony adalah seorang Head of Impact Crowdfunding dari Seedtribe, sebuah platform perusahaan investasi yang menghubungan investor dengan perusahaan-perusahaan yang berperilaku baik.

Melalui perusahannya ini, seseorang dapat berinvestasi mulai dari 100 poundsterling atau setara dengan Rp 1,9 juta. Tujuannya, supaya dapat menarik orang-orang yang biasanya tidak melakukan investasi seperti milenial dan perempuan.

"Mereka ini memiliki kesadaran sosial yang lebih dan mereka ingin membuat perubahan. Tidak perlu lagi menyisihkan 10.000 poundsterling atau bahkan 20.000 poundsterling untuk menjadi investor, Anda sudah bisa membuat perubahan dengan hanya beberapa ratus poundsterling saja," katanya.

Pada akhirnya uang bukanlah tujuannya, tetapi uang merupakan bahasa umum. "Bagi kami, bisnis harus bisa membayar berbagai tagihan dan menghasilkan uang, tetapi yang terpenting adalah bisnis harus memiliki tujuan yang berdampak," lanjut Sibony.

Baca juga: BUMN Tawarkan Investasi 42 Miliar Dollar AS di Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia

Perusahaan yang bisa bergabung di Seedtribe adalah perusahaan yang memiliki potensi keuntungan serta dampak sosial yang mereka berikan.

Proses seleksi pun sangat ketat, sehingga hanya sebagian kecil perusahaan saja yang berhasil lolos sejak paltform ini diluncurkan pada tahun 2017.

Perusahaan-perusahaan tersebut adalah perusahaan dengan bisnis yang digerakkan oleh laba dan benar-benar bisa mengatasi permasalahan sosial atau lingkungan.

"Kami mendapatkan beberapa orang yang memiliki dampak penghijauan dari bisnisnya, atau beberapa yang menekankan betapa pentingnya kesehatan mental bagi orang-orang yang kerap merasa cemas jika ponselnya kehabisan baterai. Beberapa kelompok yang memiliki model bisnis baik tetapi tidak membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik, akan kami tolak," ujar Sibony.

Apa yang dibicarakan Sibony bukan berarti tanpa dasar. Ia berbicara berdasarkan pengalaman. Dulu, dirinya sempat mendirikan perusahaan degan konsep sharing economy food, dan dia membuat kesalahan untuk menjadi sukses.

Jaringan yang dia bangun kala itu telah mendorong keseimbangan gender dari para pengusaha dengan jumlah yang mengesankan, hampir mendekati Seedtribe saat ini. Namun, baru 30 hingga 40 persen perusahaan yang dipimpin oleh perempuan kala itu, dengan mayoritas investor, atau 90 persen masih didominasi laki-laki.

"Saat ini saya fokus untuk mengubah hal itu dan mendorong lebih banyak investor perempuan melalui platform ini. Ini bukan satu-satunya tujuan saya. Tujuan saya adalah untuk bisa mendapatkan investasi untuk bisnis yang memiliki dampak baik," ujar dia.

Banyak perempuan yang dia ajak berbicara mengenai hal tersebut pun sangat antusias. Meski para perempuan masih dianggap konvensional dan lebih berhati-hati daripada pria dalam berinvestasi.

Sibony mengatakan, para perempuan ini juga senang mengambil risiko yang leih besar ketika mereka merasa berkontribusi pada sebuah proyek untuk kebaikan.

Tetapi dia menjelaskan, pendekatan kepada investor perempuan jauh berbeda dengan pria. Banyak perempuan yang sudah terlebih dahulu tidak tertarik dengan kata investasi, dan menganggap investasi bukanlah sesuatu yang diciptakan untuk diri mereka.

Sibony pun menggunakan 17 konsep pembangunan berkelanjutan dari PBB sebagai bingkai tujuan dan penilaian mengenai dampak dari sebuah perusahaan. Selain itu, Sibony juga menekankan pentingnya kesetaraan gender yang menjadi napas utama dari bisnis yang dia bangun ini.

"Sebagai perempuan, kami memiliki kekuatan luar biasa untuk mengatasi tantangan dengan cara yang berbeda," katanya.

“Semakin banyak kita dapat memberdayakan perempuan dan membangun kepercayaan diri itu, semakin saya pikir semuanya bisa berubah. Sekarang setelah kami memiliki suara yang lebih keras dan lebih nyaring, kami memiliki kesempatan luar biasa untuk melakukan perubahan itu dan saya merasa terhormat untuk menjadi bagian darinya,” ujar Sibony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com