Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mi Instan Jadi Candu Dunia, Indonesia Nomor 2 Pengonsumsi Tertinggi

Kompas.com - 25/09/2018, 11:49 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Pertama kali muncul tahun 1958, kelahiran mi instan di Jepang hanya berselang 10 tahun sejak kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II.

"Chicken Ramen"  merupakan mi instan pertama di dunia.  Ciptaan Momofuku Ando ini dinilai sebagai produk mindblowon alias yang mengubah pola pikir konsumsi masyarakat tentang mi. Mi yang biasanya harus dimasak dan dibuat dalam waktu lama dan tak bisa awet, lewat tangan Ando disulap jadi instan. Mi instan dibuat dengan mengeringkan mi yang dikukus dan dibumbui dalam minyak panas.

Nissin menjadi penggerak produksi mi instan pertama saat itu, yang telah memproduksi massal mi instan dengan menetapkan seluruh proses metode manufaktur industri: pembuatan mi, mengukus, bumbu, dan dehidrasi dalam minyak panas.

Produk yang siap untuk dimakan hanya dalam dua menit dengan menambahkan air mendidih dijuluki "ramen ajaib," dan menjadi sensasi populer instan.

Baca juga: Bermodalkan Indomie, Pengusaha Warmindo Bisa Raup Rp 1,5 Juta Per Hari

Di Indonesia pun tak kalah dengan dengan negeri Sakura. Tahun 1968 jadi kelahiran pertama mi instan di tanah air lewat merek "Supermie". Sejak saat itu perkembangan mi instan di nusantara semakin menggeliat. Dari yang hanya goreng, hingga goreng-rebus bahkan meniru rasa makanan-makanan khas setiap daerah.

Makanan cepat saji yang lekat citranya dengan "anak kost" ini tidak hanya bisa dinikmati di warung kaki lima pinggir jalan atau tempat-tempat ngopi di dekat pasar. Keberadaanya saat ini bahkan sudah merangsek ke berbagai kafe khas anak gaul Ibu Kota buat dijadikan tempat kongko. Seolah menepis anggapan bahwa mi instan hanya dinikmati kaum-kaum menengah ke bawah saja.

Kemudahan menyiapkan mi instan jadi kelebihan tersendiri. Untuk bepergian, sepertinya orang Indonesia telah menempatkan makanan cepat saji ini jadi prioritas. Bahkan di rumah pun banyak orang yang menyimpan stok bertumpuk di lemari dapur mereka.

Wajar, mi instan ini sering dijadikan pilihan untuk mengganjal perut lapar baik untuk sarapan, makan siang, makan malam, cemilan, teman nonton bola sampai teman ngeronda pun bisa. Ditambah lagi, cara menikmatinya bisa sesuai selera. Kurang dimanjakan apalagi kita dengan ini?

Indofood mengeluarkan produk mi instan Indomie dengan kemasan khusus Asian Games 2018.Kompas.com/Josephus Primus Indofood mengeluarkan produk mi instan Indomie dengan kemasan khusus Asian Games 2018.

Indonesia konsumsi tertinggi kedua di dunia

Mengacu kepada laporan World Instant Noodles Asosiation (WINA), ternyata konsumsi mi instan di Indonesia pada tahun 2017 kemarin mencapai jumlah mengejutkan yakni 12,62 miliar. Hal ini berhasil menempatkan Indonesia sebagai konsumen mi instan terbesar kedua di dunia yang melampaui Jepang 5,66 miliar porsi, India 5,42 miliar porsi dan Vietnam 2,06 miliar porsi.

Posisi teratas masih ditempati China dengan jumlah konsumsi sebanyak 38,970 miliar porsi.

Sepertinya masyarakat Asia memang tak bisa lepas dengan mi instan. Terbukti, 10 dari 15 negara dalam daftar teratas yang dikeluarkan WINA konsumsi tinggi mi instan ini berasal dari negara-negara di Asia, yakni di mana hampir 80 persen mi instan dikonsumsi sehari-hari.

Baca juga: Industri Mi Optimistis Bisa Jual 16 Miliar Bungkus Mi Instan Tahun Ini

Korea memimpin dalam konsumsi per kapita sejauh ini dengan 73,7. Sementara Vietnam dan Nepal yang mengekor di belakangnya dengan angka masing-masing 53,5 dan 51,1.

Siapa yang tak makan mi instan?

Dalam laporan yang dirilis WINA tersebut, secara global sebanyak 100,1 miliar porsi mi instan dimakan pada tahun 2017. Dengan aritmatika sederhana, sebanyak 270 juta porsi dimakan setiap hari.

Laporan itu bahkan menyebutkan: Terlepas dari area, usia dan jenis kelamin, mi instan berada dicintai sebagai "makanan global".

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com