Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The Fed: Perekonomian AS Kuat

Kompas.com - 27/09/2018, 05:45 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

WASHINGTON, KOMPAS.com - Bank sentral AS Federal Reserve menyatakan perekonomian AS dalam kondisi kuat. Ini menjadi dasar pertimbangan The Fed menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS untuk tahun 2018 dan 2019.

Dikutip dari Washington Post, Kamis (27/9/2018), sebuah indikasi bahwa mereka melihat risiko dari perang dagang, kenaikan harga minyak, atau gejolak politik berpotensi untuk mengganggu perekonomian.

Perekonomian AS diperkirakan tumbuh 3,1 persen untuk tahun ini. Ini adalah untuk pertama kalinya AS mampu melampaui angka 3 persen sejak tahun 2005.

"Perekonomian kita kuat. Pertumbuhan ekonomi berjalan secara sehat," ujar pimpinan The Fed Jerome Powell ketika konferensi pers.

Powell memaparkan, tingkat pengangguran rendah dan jumlah orang yang bekerja meningkat secara bertahap. Tingkat upah pun mengalami kenaikan.

Inflasi, imbuh Powell, rendah dan stabil. "Semua menunjukkan tanda yang baik," tutur Powell.

Saat dinyatakan mengenai meningkatnya ketegangan perang dagang, Powell mengatakan sektor bisnis banyak menunjukkan kekhawatiran dari risiko tingginya biaya serta kemungkinan adanya gangguan terhadap rantai pasokan mereka. Akan tetapi, dia menunjukkan berbagai kesulitan tersebut belum terlihat di dalam data ekonomi saat ini.

Kekhawatiran utamanya berasal dari risiko hambatan perdagangan lantaran adanya ketegangan antara Presiden Donald Trump dengan China dan banyak negara lain.

"Ke mana arah dari ini? Jika pada akhirnya kita akan mendapatkan tarif yang lebih rendah tentu akan baik," ujar Powell.

"Jika akhirnya ini membuat kita memiliki tarif yang lebih luas dan berlaku dalam jangka panjang, itu akan berdampak buruk bagi perekonomian dan pekerja AS," jelas dia.

Presiden Trump menargetkan pertumbuhan ekonomi tahunan dapat mencapai 3 persen. Gedung Putih pun memprediksi AS akan tetap berada pada angka tersebut selama satu dekade.

Namun, The Fed memprediksi pertumbuhan akan jatuh kembali ke 2,5 persen pada tahun 2019 dan 2 persen pada tahun 2020. Adapun pada tahun 2021 diprediksi 1,8 persen lantaran dihapuskannya pemotongan pajak.

The Fed optimis hal tersebut dapat membuat perekonomian AS terhindar dari resesi. Mereka tak melihat ada kemungkinan suku bunga meningkat di atas 3,25 atau 3,5 persen dalam beberapa tahun ke depan.

The Fed memprediksi pula, tingkat pengangguran sebesar 3,7 persen pada tahun ini dan 3,5 persen pada tahun 2019. Sementara inflasi tetap rendah di kisaran 2,1 persen tahun ini dan 2 persen pada tahun 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com