Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Gempa Palu, Kerugian Pengusaha Ritel Capai Rp 450 Miliar

Kompas.com - 01/10/2018, 05:43 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mencatat para anggotanya yang merupakan pengusaha ritel di Sulawesi Tengah, terutama Palu dan daerah terdampak lainnya, rugi miliaran rupiah.

Kerugian disebabkan gempa yang melanda serta adanya pengambilan sepihak barang-barang dagangan oleh masyarakat setempat yang tidak dikoordinasikan oleh pemda.

"Aprindo mencatat kerugian sekitar Rp 450 miliar, dialami oleh anggota-anggota Aprindo yang memiliki gerai toko modern, antara lain Ramayana, Matahari, Hypermart, Alfamidi, dan lainnya yang berlokasi di Poso, Palu, dan Donggala," kata Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey kepada Kompas.com pada Minggu (30/9/2018) malam.

Roy merinci, kerugian senilai Rp 450 miliar itu meliputi kerusakan bangunan, display barang dagangan dan stok barang di gudang, hingga setidaknya lima orang korban jiwa dari penjaga toko yang bertugas saat gempa dan tsunami terjadi. Sampai saat ini, seluruh gerai yang terdampak belum bisa beroperasi.

Baca juga: Mendagri Bantah soal Warga di Palu Dibebaskan Ambil Barang di Minimarket

"Gerai ritel Aprindo yang ada di Palu dan Donggala belum beroperasi karena masih dalam proses konsolidasi dan pendataan. Semoga dalam waktu singkat dapat segera beroperasi untuk melayani kebutuhan masyarakat," tutur Roy.

Mengenai pengambilan sepihak barang dagangan oleh warga, Roy menyebut pihaknya belum menerima kabar atau bentuk koordinasi apapun dari pemerintah, baik pusat maupun daerah. Padahal masyarakat sudah mengambil barang-barang dari gerai ritel di sana, bahkan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo pun telah menginstruksikan pemda mendata barang apa saja yang diambil.

Instruksi Tjahjo disampaikan pada Sabtu (29/9/2018) malam, dengan tujuan semua barang dari toko ritel yang diberikan kepada masyarakat terdata dan pemerintah akan membayar setelahnya. Namun, sampai malam ini, belum ada komunikasi dari pemerintah mengenai hal tersebut.

"Sampai sekarang kami belum pernah diajak komunikasi oleh Mendagri dan pemda. BUMN saja dipanggil terlebih dahulu oleh para pimpinannya, tetapi kami pelaku usaha non BUMN atau swasta tidak pernah diajak bicara atau minimal dikomunikasikan mau bagaimana jalan terbaiknya," ujar Roy.

Meski begitu, Aprindo telah mengirim bantuan bagi korban gempa dan tsunami sejak Sabtu malam. Bantuan dibawa melalui jalur darat dengan rincian sembako, selimut, makanan bayi dan makanan instan, serta obat-obatan untuk P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).

"Bantuan sudah berangkat dari Makassar menuju Poso, Palu, dan Donggala. Semoga dapat segera diterima oleh para korban karena kami turut merasakan duka dan kesusahan masyarakat di sana," ucap Roy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com