Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Kementan Pastikan Pasokan Beras Aman dan Harganya Stabil

Kompas.com - 08/10/2018, 13:30 WIB
Mikhael Gewati

Editor

Kementan juga terus mendorong kecukupan produksi beras di perbatasan dengan memberikan bantuan rice milling unit (RMU) agar petani tidak membeli beras dari luar wilayah.

Harga beras masih stabil

Terkait isu kenaikan harga beras, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (PPHTP) Gatut Sumbogodjati mengatakan, kenaikan harga beras tak lepas dari rantai perdagangan beras yang cukup panjang. 

Dimulai dari petani, pedagang pengumpul, penggilingan, industri beras, pasar induk, pedagang grosir, pasar retail baik pasar modern, pasar tradisional, sampai dengan warung/kios.

“Rantai pasok inilah yang menyebabkan disparitas harga antara di tingkat petani dengan konsumen," tambah Gatut. 

Selain alur perdagangan, faktor harga juga dipengaruhi oleh sebaran tempat produksi dan  konsumsi, serta sebaran waktu panen.

Untuk itu, produk beras di luar jawa selalu di distribusikan ke Pualau Jawa karena produksi beras di luar Jawa melimpah tetapi konsumsinya sedikit, 

Terkait harga beras di pasaran, berdasarkan laporan dari Petugas Informasi Pasar, harga rata-rata beras medium di tingkat produsen/petani bulan September sebesar Rp 9.093 per kilogram (kg).

Sedangkan di bulan Oktober sampai dengan tanggal 5 Oktober sebesar Rp 9.131 per kg. Angka ini masih lebih rendah dibanding harga rata-rata bulanan tahun 2018 sebesar Rp 9.191 kg.

Bahkan dibandingkan bulan Agustus pun harga ini mengalami penurunan sebesar 0,34 persen dari rata-rata bulan Agustus Rp 9.128 menjadi Rp 9.093 di bulan September.

Sementara itu, laporan harga dari Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) bulan September dan Oktober ini harga beras masih lebih rendah dibandingkan harga rata-rata bulanan tahun 2018.

BACA JUGAHarga Komoditas Stabil, Inflasi Juni Diprediksi 0,2 Hingga 0,25 Persen

Hal itu berlaku untuk beras jenis Cianjur, Setra, Saigon, Muncul, IR64, IR 42 dan Ketan Putih. Kenaikan tidak signifikan hanya terjadi untuk jenis ketan hitam. 

Sebagai contoh data dari PIBC, beras Cianjur Kepala bulan September Rp13.289 per kg, sedangkan rata-rata bulanan tahun 2018 sebesar Rp13.738 per kg. 

Beras IR 42 bulan September Rp11.846 per kg, sedangkan rata-rata bulanan tahun 2018 sebesar Rp11.878 per kig. Beras IR 64 grade I bulan September Rp10.342 per kg, sementara rata-rata bulanan tahun 2018 sebesar Rp10.823 per kg.

"Spekulasi bahwa ada penurunan produksi pada musim kemarau yang mengakibatkan harga terdorong naik, sudah tidak tepat lagi. Mari kita ciptakan stabilisasi harga beras pada tingkat yang menguntungkan petani, tidak membebani konsumen dan memberikan keuntungan yang wajar bagi pedagang,” ucap Gatut.

Kenaikan hanya terjadi pada jenis ketan hitam dari Rp15.941per kg menjadi Rp17.688 per kg. Adapun harga ketan putih biasa semenjak ada impor terus menurun.

Untuk September 2018 harga beras ketan putih biasa Rp11.148 per kg, lebih rendah dari harga beras biasa IR 42 yaitu Rp11.846 per kg.

Dengan adanya impor ketan mencapai hampir 50 ribu ton sampai dengan Juli 2018, penurunan harga ketan putih ini tidak memberikan insentif bagi petani,

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com