Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aberdeen: Pasar Indonesia Secara Fundamental Masih Kuat

Kompas.com - 10/10/2018, 20:07 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Director PT Aberdeen Standard Investments Indonesia Omar S. Anwar mengungkapkan, melihat kondisi pasar di Indonesia yang saat ini naik-turun, secara fundamental ekonomi Indonesia masih cukup bagus jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang terkena imbas sentimen global.

"Indonesia negara yang amat sangat prudent, dari sisi respons pemerintah terhadap kenaikan suku bunga The Fed pun cukup bagus. Walaupun dollar AS menguat, tapi upaya yang dilakukan juga saat ini cukup bagus," jelas Omar di Jakarta, Rabu (10/10/2018).

Aberdeen sendiri sudah berinvestasi di Indonesia selama lebih dari 30 tahun. Per Juni 2018, jumlah investasi perusahaan asal Eropa ini berjumlah 3,9 miliar dollar AS yang dibagi menjadi 3 miliar dollar AS pada ekuitas dan 900 juta dollar AS pada pendapatan tetap.

Soal tambahan investasi ke depan, Omar mengungkapkan Aberdeen tidak menutup kemungkinan untuk menambah lagi investasi di berbagai portofolio di Indonesia walaupun banyak sentimen negatif yang menekan.

Baca juga: Produk AS dan China Berpotensi Banjiri Pasar Indonesia

"Pasti, kita melihat jangka panjang untuk investasi 5-10 tahun ke depan. Tidak mungkin pasar selamanya di bawah. Ketika kita bandingkan dengan banyak negara, ekonomi di Indonesia fundamentalnya tetap solid. Sayang saja AS memang ekonominya sedang menguat, jadi kita juga kena imbasnya saat ini," sebut Omar.

Menuju tahun 2019, Aberdeen merencanakan untuk berkolaborasi dan bermitra dengan perusahaan asuransi dan bank. Sementara itu, untuk menggarap pasar milenial mau tidak-mau bisnis investasi juga harus mulai merambah digital.

"Ya, mau tidak-mau akan mau. Karena pertumbuhan akan digital terus berkembang," ujar Omar.

Sebagai salah satu negara dengan populasi masyarakat yang cukup besar dengan ekonominya masih kuat secara fundamental, Indonesia jadi tujuan investasi yang besar. Oleh karenanya, dukungan teknologi untuk mempermudah investasi bagi sebagian kalangan tidak bisa dihindarkan.

"Digital platform seperti Go-Pay dari Go-Jek dan OVO yang bekerja sama dengan Grab, Tanam Duit, Bareksa membuat orang yang akan berinvestasi akan semakin mudah. Lebih terbuka juga untuk semua kalangan dan segmen," papar Omar.

Dia mengaku, saat ini Aberdeen tengah merambah untuk bisa digital dimana produk Aberdeen sudah ada di ePlatforms Phillip Sekuiritas.

"Sedang menjajaki dengan Bareksa dan Ipot," ucap Omar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com