Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Premium Batal Naik, Pertamina Makin Terhimpit

Kompas.com - 11/10/2018, 13:00 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina PErsero dianggap jadi pihak yang paling dirugikan dengan batalnya kenaikan harga bahan bakar jenis premium.

Selama ini, keuangan Pertamina terbebani BBM subsidi. Kenaikan BBM nonsubsidi belum cukup untuk menutupi defisit anggaran. Ditambah lagi dengan harga minyak dunia yang tembus 85 dollar AS per barrel.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, dengan batalnya kenaikan harga premium, Pertamina kembali harus menanggung beban subsidi yang cukup berat.

"Yang kasian kan Pertamina kalau menanggung harga penjualan dengan harga perekonomian yang melebar," ujar Bhima kepada Kompas.com, Kamis (11/10/2018).

Imbasnya, kata Bhima, cashflow Pertamina kian tergerus. Jika cashflow-nya tergerus, makan akan menciptakan beban bagi Pertamina. Ujung-ujungnya akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk periode berikutnya.

"Karena APBN akan menyunting Pertamina melalui BUMN dalam jumlah yang besar untuk menambah anggarannya. Ini sama-sama kondisi yang simalakama," kata Bhima.

Diketahui, anggaran Pertamina mengalami defisit dan harus mengkoreksi target laba tahun ini karena beban subsidi sangat besar. Apalagi saat ini harga minyak dunia terus meroket.

Tim riset Bank Mandiri sebelumnya memaparkan data bahwa Pertamina berpotensi merugi hingga Rp 2,8 triliun setiap harga minyak Brent naik 1 dollar AS per barel.

Dengan batalnya kenaikan harga premium, Pertamina akan terus defisit hingga akhir tahun ini.

"Sampai akhir tahun potential loss pertamina akan lebih dari Rp 20 triliun. Itu yang secara pasti karena harus menanggung beban berat," kata Bhima.

Tak hanya Pertamina, investor yang ingin masuk ke sektor migas juga secara tak langsung dikorbankan. Terlebih harga minyak dunia diprediksi tembus 95 dollar AS per barel hingga akhir tahun.

Jika cashflow Pertamina terus tertekan, maka akan mempengaruhi Pertamina dalam meningkatkan lifting minyak atau mencari sumur eksplorasi baru.

"Akhirnya kita makin ketergantungan terhadap impor minyak ke depannya. Sekarang saja sudah sekitar satu juta barel per hari," kata Bhima.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan sebelummnya menyampaikan bahwa premium akan naik pada pukul 18.00 WIB, Rabu (10/10/2018) kemarin. Harga premium naik menjadi sebesar Rp 7.000 per liter untuk di daerah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) dan Rp 6.900 per liter untuk di luar Jamali.

Jonan bahkan menyebut bahwa kenaikan harga premium ini sesuai arahan Presiden Jokowi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com