Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Kunjungi Desa Kantong TKI di NTT, Menaker Hanif Terharu

Kompas.com - 11/10/2018, 14:20 WIB
Mikhael Gewati

Editor


KOMPAS.com
- Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri terharu hingga meneteskan air mata ketika memberi sambutan pada masyarakat di desa kantong pekerja migran atau TKI di Nusa Tenggara Timur (NTT).
 
 
Usut punya usut, Menaker meneteskan air mata karena teringat akan masa kecilnya ketika ditinggal ibunya pergi ke Saudi Arabia.
 
“Saya ini anak TKI asli. Ibu saya 6 tahun di Saudi Arabia. Namanya TKI, ada yang sukses, ada yang biasa saja. Alhamdulillah ibu saya dalam keadaan yang baik,” kata Menaker Hanif di depan puluhan warga Desa Bone, Maumere, NTT, dalam siaran persnya, Kamis (11/10/2018). 

Menaker sendiri datang ke desa tersebut pada Selasa (9/10/2018).

Di sana Hanif pun mengaku senang berkumpul dengan keluarga TKI karena ingin selalu memberi semangat sehingga kehidupannya menjadi lebih baik.

 
Lebih lanjut, dia berharap di masa depan keluarga TKI jangan sampai lagi melahirkan TKI.
 
“TKI harus melahirkan doktor, TKI harus melahirkan insinyur, TKI harus melahirkan camat, TKI harus melahirkan bupati, TKI harus melahirkan menteri. Bahkan mungkin saja TKI melahirkan presiden bagi Republik Indonesia,” tegas Hanif.
 
Menaker M. Hanif Dhakiri saat memberi semangat anak-anak keluarga TKI di Desa Bone, Maumere, Nusa Tenggara Timur, Selasa (9/10/2018).DOK Humas Kementerian Ketenagakerjaan RI Menaker M. Hanif Dhakiri saat memberi semangat anak-anak keluarga TKI di Desa Bone, Maumere, Nusa Tenggara Timur, Selasa (9/10/2018).
Maka dari itu, Menaker memberi semangat untuk selalu yakin dan bekerja keras kepada keluarga TKI. Tidak menyerah pada keadaan dan selalu tingkatkan keahlian dan kompetensi.

“Kalau bekerja ke luar negeri, bapak ibu sekalian, ada tiga hal yang harus disiapkan. Siap mental, siap skill (keahlian) dan siap bahasa,” terang Menaker.

Kalau misalnya tiga hal tersebut belum siap, Menaker menegaskan, lebih baik jangan berangkat dan di rumah saja. Ini penting, karena ketiga hal tersebut merupakan salah satu bentuk perlindungan pekerja migran Indonesia di luar negeri.

 
Adapun untuk mengatasi kasus perdaganan manusia yang banyak terjadi di NTT, Hanif mengatakan, pemerintah berupaya mengatasinya dengan  program desa migran produktif (Desmigratif).
 
“Ini program yang sederhana, tapi intinya bagaimana bisa memberikan pelayanan dan perlindungan sejak dari desa. Karena kalau perlindungannya dari desa, resiko juga bisa kita kurangi,” tambah Menaker.

Menutup sambutannya, Menaker  meminta dukungan dari seluruh instansi terkait serta warga desa untuk bisa menghidupkan program Desmigratif ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com