Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Negara Berkembang dalam IMF akan Meningkat

Kompas.com - 14/10/2018, 10:12 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

NUSA DUA, KOMPAS.com - Executive Director IMF Juda Agung mengatakan keterlibatan negara berkembang dalam keanggotaan IMF akan didorong lebih dari sebelumnya.

Peran anggota IMF didasarkan pada porsi saham yang dilihat dari seberapa besarnya iuran negara anggota untuk menyediakan cadangan yang dipakai sebagai bantuan bagi negara yang mengalami krisis ekonomi.

Semakin tingginya iuran atau besarnya saham suatu negara di IMF, berarti juga memiliki pengaruh besar dalam menentukan keputusan atau kebijakan.

"Sekarang, emerging markets, seperti China, India, Brasil, termasuk Indonesia, itu masih lebih rendah dari yang seharusnya. Oleh sebab itu, kita dorong supaya disesuaikan kepemilikan saham, kuotanya dinaikkan," kata Juda melalui konferensi pers di Nusa Dua Beach Hotel, Sabtu (13/10/2018).

Baca juga: Memahami Mekanisme Negara Dapat Pinjaman dari IMF dan Bank Dunia

Juda menjelaskan, hal tersebut sudah direncanakan dan akan dibahas secara khusus dalam Pertemuan Tahunan Musim Semi tahun depan. Dari pembahasan awal, ada kendala berupa tarik ulur besaran saham di IMF oleh negara-negara maju, karena jika saham negara berkembang lebih banyak maka porsi mereka harus berkurang.

"Ini memang kalau (porsi saham) emerging markets naik, advanced countries harus turun. Kan totalnya 100 persen. Tarik-menariknya masih di situ," tutur Juda.

IMF memiliki total 189 negara sebagai anggotanya di seluruh dunia. Bersama Bank Dunia, IMF didirikan dengan tujuan memperkuat ekonomi internasional yang sempat luluh lantak pasca Perang Dunia II dulu.

Secara spesifik, IMF bertugas membantu penyelesaian masalah ekonomi untuk jangka pendek, dalam bentuk menopang neraca pembayarannya dan cadangan internasional ditambah memberi solusi melalui kajian bersama.

Upaya memperbesar porsi saham negara berkembang di IMF diharapkan bisa mendorong buah kebijakan yang lebih adil. Terlebih, kondisinya saat ini ada perselisihan di antara negara-negara maju yang terlihat dari ketegangan perdagangan, mengakibatkan persaingan yang tidak sehat dan berdampak buruk terhadap negara-negara berkembang pada umumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com