Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Mendes PDTT Optimistis Tingkatkan 15.000 Desa Tertinggal

Kompas.com - 15/10/2018, 20:00 WIB
Haris Prahara,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo meyakini, kementeriannya mampu mengentaskan 15.000 desa tertinggal menjadi desa berkembang per 2019 mendatang.

Dengan begitu, Kementerian desa (kemendes) PDTT dapat mencapai tiga kali lipat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019.

"Di dalam RPJMN, kami ditargetkan mengentas sebanyak 5.000 desa tertinggal menjadi desa berkembang. Maret ini, sudah lebih dari 10.000 desa terangkat menjadi desa berkembang. Insya Allah pada 2019 bisa 15.000, tiga kali lipat," ungkapnya dalam siaran pers yang Kompas.com terima, Senin (15/10/2018).

Mendes PDTT sendiri mengatakan itu saat menjadi pembicara kunci pada Dialog Nasional Efektifkah Dana Desa, di Jakarta, Sabtu (13/10/2018).

Pada kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemuda Peduli Nias (PPN) tersebut, Eko mengatakan, hadirnya dana desa amat berpengaruh pada percepatan pengentasan desa tertinggal.

BACA JUGAMendes PDTT Minta Kades Berdayakan Ekonomi Desa

Dengan dana desa, seluruh desa mendapatkan kucuran dana langsung dari pemerintah pusat tanpa terkecuali.

"Dulu dana untuk desa dikucurkan ke setiap kabupaten. Nah, di kabupaten tidak merata diberikan ke seluruh desa. Karenanya dengan dana desa, semua anggaran dibagi merata," ujarnya.

Ia melanjutkan, dana desa pada 2018 berjumlah Rp 60 triliun. Sebanyak 80 persen di antaranya dibagi rata ke seluruh desa, sedangkan 20 persennya dibagi berdasarkan afirmasi desa miskin, jumlah penduduk, dan kategori desa tertinggal.

Diharapkan, desa dengan kategori tertinggal dan miskin akan mendapatkan dana desa terbanyak.

"Setiap desa dapat afirmasi supaya ada asas keadilannya. Afirmasi desa miskin, penduduk banyak, dan tertinggal. Untuk desa sangat miskin bisa mendapatkan dana hingga Rp 3 miliar," terang Eko.

BACA JUGAMendes PDTT Harap Lulusan Akademi Desa 4.0 Bisa Gerakan Ekonomi Desa

Ia mengatakan, Presiden RI Joko Widodo selalu mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus diimbangi dengan pengurangan angka kemiskinan dan kesenjangan.

Jika tidak, meningkatnya pertumbuhan ekonomi justru dapat berpotensi menimbulkan gejolak sosial.

"Kalau kami tidak perhatikan desa maka akan terjadi kesenjangan. Ini bisa menimbulkan gejolak sosial. Pun, prediksi pengamat yang mengatakan Indonesia akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi ke-4 dunia tidak akan tercapai," ujarnya.

Menurut dia, penurunan angka kemiskinan di desa saat ini juga cukup signifikan. Yang mana dalam tiga tahun terakhir, penurunan angka kemiskinan di desa lebih dari 1,2 juta jiwa.

Angka ini unggul jauh dengan penurunan angka kemiskinan di kota sebesar 580.000 jiwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com