Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Dipuja hingga Tak Berharga, Sears Bangkrut karena 4 Kesalahan Ini

Kompas.com - 16/10/2018, 12:44 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Forbes

NEW YORK, KOMPAS.com - Selama beberapa dekade, Sears menguasai industri ritel Amerika Serikat. Katalog pesanan pos dan toko ritelnya menangkap hati dan dompet orang-orang Amerika berpenghasilan menengah bahkan hingga penghasilan tinggi.

Pada tahun 1945, perusahaan ini melewati 1 miliar dollar AS, hal ini setara dengan 13 miliar dollar AS hari ini.

"Sears dulu adalah Amazon waktu itu dalam sejarah: Mereka menjual semua barang, dikirimkan dan memiliki toko kecil di kota-kota kecil di mana Anda bisa pergi dan mengambil pesanan Anda," kata Asisten Dean untuk Komunikasi dan Administrasi di Maurer School of Law di Indiana University Kenneth Turchi.

"Satu-satunya perbedaan adalah telepon dan bukan Internet, adalah alat untuk melakukan pembelian, karena internet belum ditemukan."

Baca juga: Era Digital, Jaringan Ritel Sears Resmi Bangkrut

Namun dalam beberapa dekade terakhir, Sears mulai kehilangan hati dan dompet pelanggannya, menutup sejumlah toko, dan berjuang untuk bertahan hidup. Di Wall Street, saham perusahaan menjadi 40 sen dalam perdagangan baru-baru ini.

Apa yang membuat Sears begitu terpuruk dari masa kejayaannya? Dilansir dari Forbes ada 4 kesalahan strategis yang dibuat oleh para pemimpinnya dalam empat dekade terakhir telah merusak status yang pernah dimiliki oleh peritel besar ini.

1. Tidak fokus pada inti bisnis

Kesalahan strategis pertama dibuat pada tahun 1981 di mana Sears saat itu dipegang oleh Roebuck & Co. memberanikan diri keluar dari bisnis inti ritelnya dan beralih ke layanan keuangan dan real estate. Ia membeli perusahaan sekuritas Dean Witter Reynolds dan operasi real estat Coldwell Banker.

Masalahnya adalah usaha bisnis baru ini memiliki sangat sedikit sinergi dengan bisnis ritel inti Sears. Selain itu, strategi yang salah arah ini memberikan peluang bagi pesaing perusahaan seperti Macy’s Inc., Wal-Mart Stores, dan Home Depot Inc. - untuk memasuki pasar Sears.

2. Merestrukturisasi operasi kepada orang yang kurang berpengalaman di ritel

Pada 2006, Sears melakukan kesalahan kedua. Dengan merestrukturisasi operasinya menjadi beberapa unit yang dijalankan oleh orang-orang dengan sedikit pengalaman pada bidang ritel. Sehingga tidak mengherankan kebijakan ini ditakdirkan gagal, sebagaimana dibuktikan oleh hasil keuangan perusahaan di tahun-tahun berikutnya.

Dalam 12 tahun terakhir, Sears membuat kesalahan strategis ketiganya, yakni menjual merek legendaris seperti Lands End. Kemudian, toko-toko perusahaan kehilangan merek dan keuntungan skala besar yang pernah dinikmati oleh perusahaan.

Pada awalnya, penjualan toko terbatas pada lokasi yang tidak menguntungkan untuk merampingkan nilai operasinya, termasuk 46 toko hanya dalam tahun 2012 saja.

Pada tahun 2013, mereka mencoba melakukan penjualan yang diperluas hingga mencakup toko-toko yang menguntungkan untuk menopang situasi keuangannya.

3. Gagal berinovasi

Sementara itu, Sears juga gagal memperbarui model ritelnya. Sears telah kehilangan sekitar 10 miliar dollar AS sejak 2012.

"Penjualan perusahaan turun 60 persen selama periode itu. Pada saat yang sama, perusahaan menutup ratusan toko. Toko yang belum ditutup malah tidak dirawat dengan baik yang menyebabkan konsumen melaporkan tingkat kepuasan yang menurun dengan cepat di toko mereka," sebut Murillo Campello, Profesor Keuangan di SC Johnson College of Business Cornell.

4. Mengabaikan kesejahteraan karyawan

Lalu datanglah kesalahan strategis keempat, yakni ancaman konstan penghentian karyawan karena ekpektasi penjualan yang tidak realistis, kurangnya kolaborasi, dan keterlibatan Amazon.com yang masuk ke daftar pesaing yang ingin mengambil pelanggan Sears.

Banyak kesalahan strategis yang menjauhkan perusahaan ini dari pelanggan dan karyawannya, dan para pemimpin Sears tampaknya telah membuat semua kesalahan itu.

Mereka menyia-nyiakan sumber daya perusahaan yang membuang banyak uang untuk hal buruk, dan mereka mengabaikan kebutuhan karyawan, demikian kompetisi persaingan Sears di pasar berakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Forbes
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com