KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) optimis kesiapan peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-38 yang digelar tanggal 18 - 21 Oktober 2018 di Kalimantan Selatan mampu memberikan terobosan baru untuk kesediaan pangan Indonesia.
Pasalnya, HPS ke-38 yang mengangkat tema utama "Pemanfaatan Lahan Rawa" berhasil membangunkan lahan rawa menjadi lahan pertanian produktif. Hasilnya lahan rawa kini menjadi obat paceklik.
“Ada inovasi baru, kami bangun lahan pertanian produktif di lahanawa ini. Ini pesan terpenting dari pelaksanaan Hari Pangan Sedunia tahun ini. Termanfaatkanya lahan rawa di Kalimantan Selatan ini, menjadi obatnya paceklik,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam siaran resminya.
Mentan mengatakan itu saat mengecek kesiapan pilot pengembangan lahan rawa di Desa Jejangkit, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Selasa (16/10/2018).
BACA JUGA: Membangunkan "Raksasa Tidur" di Hari Pangan Sedunia
Menurut Amran, lahan rawa sebagai solusi baru ini ternyata bisa menghasilkan pangan, terutama beras pada musim paceklik. Karenanya, paceklik yang terjadi berlangsung pada bulan November hingga Januari tidak menyebabkan stok padi nasional turun drastis.
“Bulan November yang tinggal 2 minggu lagi, Desember dan Januari panen padi di pulau Jawa menurun, bahkan dikenal dengan paceklik. Tetapi ditopang dari luar pulau Jawa, rawa-rawa kita bangun dari selatan-selatan," kata Amran.
Terkait selatan-selatan, Mentan menjelaskan bahwa itu adalah Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan. Dari selatan ke selatan ada 5 provinsi yang Kementan bangun lahan rawa menjadi produktif kurang lebih seluas 10 juta hektar (ha).
"Jadi generasi kita ke depan, tidak usah ragu, kita sudah menemukan solusi baru untuk pangan Indonesia. Stok beras kita aman,” tegas Amran.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.