Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Menaker Yakin Indonesia Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0

Kompas.com - 16/10/2018, 20:35 WIB
Mikhael Gewati

Editor


KOMPAS.com
- Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri meyakini, melalui kerja sama semua pihak, Indonesia akan mampu bertahan menghadapi era Revolusi Industri (RI) 4.0 dengan segala peluang dan tantangannya.

Kata Menaker, hal ini sama persis ketika dahulu Indonesia memasuki RI 1.0, RI 2.0 dan RI 3.0. Kala itu, pada walnya banyak respon kekhawatiran, namun pada akhirnya negeri ini bisa bertahan dan melampauinya.

“Demikian pula menghadapi revolusi industri 4.0, semua orang heboh. Tapi saya yakin at the end juga bisa survive. Hanya masalahnya tahapan RI 1.0 hingga RI 3.0, berjalan lebih predictable karena waktunya lebih panjang, “ ujar Hanif dalam siaran pers yang Kompas.com terima.

Hanif sendiri mengatakan itu dalam acara Conference regional bertema ”Workshop 4.0 The Fourth Industrial Revolution, Digitalization & Work 4.0 – A Right To Training?” di Jakarta, Selasa (16/10/2018).

Lebih lanjut, Menaker mengatakan, untuk menghadapi RI 4.0 dan konsekuensi yang muncul di tingkat industri, pekerjaan, dan skills yang dibutuhkan harus bekerja sama dengan semua pihak.

BACA JUGA:  Indonesia Siap Masuki Era Industri 4.0

Maka dari itu, dalam skema perlindungan tenaga kerja di masa depan, pemerintah, industri dan serikat pekerja, dunia usaha, LSM, dan perguruan tinggi harus mengatasinya secara bersama.

“Semua pihak harus ngepung persoalan ini sehingga investasi sumber daya manusia (SDM) bisa merespon perubahan-perubahan yang begitu cepat terjadi," kata Hanif.

Hanif menjelaskan RI 4.0 sederhananya adalah proses produksi di seluruh dunia yang mengkombinasikan tiga unsur penting, yakni manusia, mesin atau robot, dan big data.

Kombinasi tiga unsur itu akan menggerakkan seluruh produksi menjadi lebih efisien dan lebih cepat dan lebih massif.

Namun, Hanif tak mengelak, perkembangan teknologi informasi yang cepat dan massif  berimplikasi terjadinya RI 4.0.  Kemudian konsekuensinya sejumlah pekerjaan akan terbunuh dan sejumlah pekerjaan lain akan tercipta.

“Tak semua orang menyadari ada pekerjaan-pekerjaan akan hilang, tapi di lapangan sudah banyak menemukan pekerjaan yang dulu ada sekarang tiba-tiba menjadi tidak ada. Lalu muncul pekerjaan-pekerjaan baru, “ katanya.

Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri dalam acara conference regional bertema ?Workshop 4.0 The Fourth Industrial Revolution, Digitalization & Work 4.0 ? A Right To Training?? di Jakarta, Selasa (16/10/2018).DOK Humas Kementerian Ketenagakerjaan RI Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri dalam acara conference regional bertema ?Workshop 4.0 The Fourth Industrial Revolution, Digitalization & Work 4.0 ? A Right To Training?? di Jakarta, Selasa (16/10/2018).
Adanya RI 4.0 diakui Hanif, juga akan mengubah banyak hal termasuk perubahan di tingkat industri yang bertransformasi karena proses produksinya berubah.

“Ini juga belum banyak disadari termasuk oleh serikat pekerja, LSM, dan dunia usaha,“ katanya.

Ketika proses produksi berubah kata Hanif, maka proses bisnisnya juga berubah. Contohnya isu job security. Dalam dunia sekarang ini, pasti konsepnya juga berubah dan responnya juga berubah.

Halaman:


Terkini Lainnya

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com