Hanif menambahkan hingga saat ini pemerintah terus melakukan pemetaan pekerjaan di masa depan. Terutama pada sektor dan profesi yang tumbuh serta berkembang. Pemetaan juga dilakukan pada sektor yang tak lagi relevan.
BACA JUGA: Menuju Industri 4.0, Ini 5 Sektor Industri Prioritas Menperin
Ketika pekerjaan berubah, Hanif mengatakan maka berubah adalah tuntutan skills-nya. Hal ini kemudian menjadi pekerjaan besar karena ketika tuntutan skills-nya berubah, maka skema pendidikan dan pelatihan pun seharunya berubah.
"Banyak perguruan tinggi yang didirikan pada masa Belanda dan sebelum kemerdekaan, hingga hari ini fakultasnya masih sama, sementara pekerjaan sudah berubah. Jadi fakultas baru dan kejuruan baru muncul, tapi kejuruan lama masih ada. Belum lagi kecepatan skills, “ katanya.
Untuk itu, Hanif menegaskan isu pelatihan vocational training (vokasi) perlu mendapat perhatian penting karena memiliki kelenturan dalam mendorong perubahan skills di masyarakat.
“Vokasi menjadi bagian institusi yang perlu dikembangkan kurikulumnya untuk dapat bersaing sesuai dengan kebutuhan pasar,“ katanya.
Sementara itu, Deputi Kordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan Perlindungan Sosial, Kementerian Koordinaor Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Tubagus Achmad Choesni mengatakan, RI 4.0 akan ditandai dengan pengembangan industri yang digerakkan oleh teknologi dan perubahan ekonomi berbasis platform.
"Artinya selain peningkatan produktivitgas kualitas produksi, tapi juga memerlukan tenaga kerja yang lebih adaptif," kata Tubagus yang juga jadi pembicara di acara tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.