Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Sebut Pengelolaan Utang Makin Baik, Ini Alasannya

Kompas.com - 17/10/2018, 12:57 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Realisasi pembiayaan anggaran dalam APBN 2018 hingga 30 September 2018 tercatat sebesar Rp 292,8 triliun atau pertumbuhannya minus 25,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, ini adalah salah satu cerminan pengelolaan APBN dalam hal manajemen utang yang makin membaik karena pertumbuhannya negatif.

"Kalau lihat trennya semakin turun, dari yang pertumbuhannya 32,4 persen pada 30 September 2016 jadi 0,7 persen pada periode yang sama tahun 2017 dan sekarang lebih turun lagi. Ini sejalan dengan upaya untuk mengurangi biaya utang," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak, Rabu (17/10/2018).

Sri Mulyani menuturkan, pertumbuhan pembiayaan anggaran yang turun dalam dua tahun terakhir ini sejalan dengan penurunan pertumbuhan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN). Penerbitan SBN dilakukan pemerintah sebagai instrumen untuk mendapatkan pembiayaan guna mengurangi defisit APBN.

Realisasi total SBN neto per 30 September 2018 sebesar Rp 308,8 triliun atau mengalami pertumbuhan yang negatif 19,1 persen. Dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, pertumbuhan SBN neto masih minus 1,8 persen dan per 30 September 2016 pertumbuhannya malah positif 41 persen.

"Kami upayakan agar kinerja pembiayaan anggaran akan lebih rendah lagi pertumbuhannya. Sejauh ini, pembiayaan anggaran sangat baik karena pertumbuhannya negatif," tutur Sri Mulyani.

Dalam konferensi pers, Sri Mulyani belum menyebut beberapa data terkini utang hingga akhir September 2018. Namun, jika merujuk data dari Bank Indonesia (BI), utang luar negeri Indonesia per akhir Agustus 2018 tercatat sebesar 360,7 miliar dollar AS.

Dari angka tersebut, 181,3 miliar dollar AS merupakan utang pemerintah dan bank sentral, sementara 179,4 miliar dollar AS dari utang swasta dan BUMN.

Utang luar negeri Indonesia pada periode itu tumbuh 5,14 persen secara tahunan (year on year). Meski begitu, utang luar negeri tersebut disebut relatif stabil dibanding pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,08 persen.

Pendorong utama pertumbuhan utang luar negeri Indonesia adalah dari peningkatan utang luar negeri swasta di tengah melambatnya pertumbuhan utang luar negeri pemerintah dan bank sentral.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com