Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Dikritik Trump, The Fed Tetap Akan Menaikkan Suku Bunga

Kompas.com - 18/10/2018, 07:30 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber CNBC

WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden Donald Trump berulang kali mengeluhkan keputusan bank sentral Amerika Serikat untuk menaikkan suku bunga. Namun, hal tersebut tidak memberikan dampak pada kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh The Fed selama ini.

Berdasarkan risalah yang dipublikasikan pada Rabu, 17/10/2018) waktu setempat mengenai hasil pertemuan bank sentral pada September lalu, pejabat bank sentral menyatakan akan secara bertahap tetap menaikkan suku bunga mereka, Fed Fund Rate (FFR). Sebab, kebijakan tersebut dinilai sebagai formula terbaik untuk menjaga ekonomi supaya stabil.

Hasil dari Federal Open Market Committee pada tanggal 25 hingga 26 September lalu menunjukkan kepercayaan diri The Fed terhadap prospek pertumbuhan ekonomi ke depan. Sekaligus keraguan mengenai dampak dari penerapan tarif terhadap masa depan perekonomian AS.

Dikutip dari CNBC, Kamis (18/10/2018), pada pertemuan tersebut, komite memutuskan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis points (bps), dengan anggota komite yang memberikan indikasi peningkatan kembali di masa yang akan datang. Peningkatan suku bunga tersebut membuat target suku bunga overnight berada pada kisaran 2 persen hingga 2,5 persen.

"Berkaitan dengan prospek kebijakan moneter di luar pertemuan ini, para anggota umumnya mengantisipasi peningkatan bertahap dalam kisaran target untuk Fed Fund Rate kemungkinan besar akan konsisten dengan ekspansi ekonomi yang berkelanjutan, kondisi pasar tenaga kerja yang kuat, dan inflasi mendekati 2 persen dalam jangka menengah," ujar risalah tersebut.

Para pembuat kebijakan pun mendiskusikan mengenai bagaimana langkah ke depan yang akan diambil. Para anggota komite pun menyatakan adanya kemungkinan di mana The Fed bahkan harus bergerak melebihi normalisasi suku bunga kebijakan dan mengambil kebijakan-kebjakan yang lebih ketat.

Pengetatan kebijakan dinilai dapat mengendalikan inflasi sehingga tidak melebihi target sekaligus untuk mengatasi risiko yang ditimbulkan oleh ketidakseimbangan keuangan yang signifikan.

Keputusan The Fed untuk kembali menaikkan suku bunga pun meningkatkan ketegangan antara bank sentral dengan Presiden AS Donald Trump. Dalam beberapa wawancara terakhirnya, Trump secara gamblang mengkritisi kebijakan The Fed.

Dirinya secara terbuka mengritisi Pimpinan The Fed Jerome Powell dan mengatakan bunga yang lebih tinggi sebagai ancaman bagi perbaikan ekonomi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com