Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Gerak Cepat Kementan atasi Mahalnya Harga Pakan Ternak

Kompas.com - 18/10/2018, 12:00 WIB
Mikhael Gewati

Editor


KOMPAS.com
- Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) merespon langsung aspirasi petani peternak ayam layer (petelur) mandiri yang mengeluhkan perkembangan harga jagung untuk pakan.

Kementan bersama Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) I Ketut Diarmita dan Dirjen Tanaman Pangan (TP) Sumardjo Gatot Irianto langsung bertemu dengan peternak ayam petelur mandiri di Kabupaten Blitar pada Selasa (16/10/2018).

Sebelumnya, Dirjen PKH dan tim sudah melakukan dialog dengan peternaik ayam petelur mandiri di Kendal pada Minggu (14/10/2018) dan Cepu Senin (15/10).

Dari sejumlah pertemuan tersebut para peternak menyampaikan harapan bisa mendapatkan jagung dengan harga terjangkau, yakni maksimal Rp 4.600 per kilo gram (kg). Peternak juga meminta subsidi jika harga jagung tersebut di atas Rp. 4.600 per kg.

Sebagai langkah cepat jangka pendek, Kementan melalui Dirjen PKH I Ketut Diarmita menghimbau para perusahaan pabrik pakan ternak (feedmill) untuk membantu para peternak mandiri mendapatkan jagung dengan harga terjangkau, yaitu Rp. 4.500-4.600 per kg dari harga pasar saat ini sebesar Rp. 5.000-5.200.

BACA JUGAAlokasi Pakan Ternak Cukup, Produksi Jagung Lampaui Kebutuhan Nasional

"Sehingga ada subsidi Rp. 500 - 600 per kg. Subsidi ini kan bisa disisihkan dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan pabrik feedmill," ucap I Ketut dalam keterangan resmi yang Kompas.com terima, Rabu (18/10/2018).

Kata Ketut, pelibatan sejumlah perusahaan ini penting untuk saling membantu sesama peternak sehingga bisa sama-sama tumbuh. Kebutuhan jagung untuk para peternak ayam petelur mandiri di Kabupaten Blitar mencapai 1.000 - 1.500 ton per hari.

Merespon hal tersebut, beberapa perusahaan telah dan akan memberikan bantuan jagung dengan harga subsidi.

Contohnya PT. Sido Agung yang memberikan jagung subsidi sebanyak 100 ton ke Kabupaten Kendal. Jagung bersubsidi dengan kadar air 15 persen itu dihargai Rp 4.500 per kg. 

Sementara itu, untuk Kabupaten Blitar bantuan datang dari PT. Charoen Pokhphand sebesar 50 ton, PT. Japfa Comfeef 40 ton, PT. Panca Patriot 100 ton, PT. Malindo 20 ton, BISI 2 ton, dan CV. Purnama Sari 10 ton.

Untuk jangka panjang, Dirjen PKH I Ketut Diarmita menyarankan agar dalam pembelian ayam bibit (Day Old Chiken/DOC) dan jagung sebagai bahan baku pakan dilakukan secara bersamaan. Tujuannya supaya bisa mendapatkan harga lebih murah.

Adapun Dirjen TP Sumardjo Gatot Irianto menyatakan, akan membantu petani jagung di sentra jagung setempat dengan memberikan 3 unit combine harvester, 5 unit traktor, dan bantuan benih jagung untuk 50 ribu hektar (ha).

BACA JUGASumbawa Siap Olah Limbah Jagung Jadi Pakan Ternak dan Biomassa

Kelompok petani dan peternak juga diberikan 2 unit alat pengering jagung. Dirjen TP memberikan pula mereka subsidi pembelian jagung sebesar Rp 100 juta.

"Subsidi ini dilakukan untuk menutupi selisih harga pasar dengan kemampuan para peternak untuk membeli jagung yaitu diharga Rp. 4.600 per kg," kata Gatot.

Sebagai informasi, sebelumnya Direktur Seralia Ditjen Tanaman Pangan Bambang Sugiharto mengusulkan adanya keterlibatan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam pembelian jagung untuk para peternak mandiri.

Dalam pertemuan di Cepu, diputuskan tim Kementan bersama perwakilan peternak dan BUMD akan mengecek dan sekaligus membeli jagung di PT. Segar Agro di Cepu, serta Tuban dan Blitar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com