Dari total luas tersebut, potensi untuk pengembangan pertanian seluas 21,82 juta ha atau 64 persen.
“Apabila digarap 10 juta ha saja yang tersebar di Sumsel, Kalsel, Jambi dan Kalbar, ditanam minimal dua kali setahun, dengan produktivitas 6 ton per hektar, akan menghasilkan padi 120 juta ton setara 60 juta ton beras. Beras surplus bahkan bisa memasok kebutuhan dunia,” terang Amran.
Karena itu, Amran menjelaskan pemanfaatan lahan rawa harus dengan prinsip sustainable agriculture. Program dirancang skala luas dengan mengkorporasikan koperasi petani, regenerasi petani dengan mewirausahakan 4 juta jiwa.
“Kemudian harus dikerjakan dengan full mekanisasi dapat menghemat Rp 15 juta per ha, dari biaya cetak sawah Rp 19 juta menjadi Rp 4 juta per ha. Pemerintah Kabupaten mendukung biaya bahan bakar,” jelasnya.
Terbukti, lahan rawa di Kalimantan Selatan ditanam pola mina-padi, lalu jagung dengan pola zig-zag dan pemupukan menghasilkan 20 ton per hektar, bawang merah 10 ton per hektar dan semangka 7 kg per buah dengan pola tumpang sari pepaya.
“Produktivitas dulu 2 ton per ha umur 6 bulan, sekarang menjadi 6 ton per ha. Bahkan bisa ditanam padi 3 kali setahun produktivitas 8,3 ton per ha, hasilnya 250 juta ton setara Rp 1.134 Trilun. Produksi ini mampu memasok pangan dunia,” ungkap Amran.
Sebagai informasi, selain Mentan dan perwakilan FAO untuk Indonesia puncak pembukaan Peringatan HPS ini dihadiri pula oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo, Gubernur Kalimantan Selatan, Syahbirin Noor, para Bupati, para Pelaku Usaha, Asosiasi, HKTI, KTNA dan pegiat pertanian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.