Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyandang Difabel Dalam Roda Ekonomi Indonesia

Kompas.com - 19/10/2018, 08:29 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyandang difabel atau disabilitas, selama ini tak semuanya memiliki kesempatan yang sama untuk bekerja. Manusia kerap menutup sebelah mata pada keberadaan mereka dan menyangsikan keahlian yang dimiliki.

Akhirnya, tak sedikit dari mereka tersisihkan dari dunia profesional. Go-Iife, layanan on-demand di bawah Go-Jek, ingin mendobrak batasan-batasan yang menghalangi penyandang disablitas untuk berkarya.

Caranya, mereka memberdayakan kaum difabel sebagai mitra.

Dari mulanya hanya empat, kini ada ratusan penyandang disabilitas digandeng menjadi mitra. Khususnya tergabung dalam layanan Go-Auto dan Go-Massage termasuk besar.

"Perbandingannya 1 dari 20 mitra Go-Massage dan Go-Auto merupakan penyandang disabilitas," ujar VP Marketing Go-Life Yuanita Agata di Jakarta, Kamis (18/10/2018).

Di luar dua layanan itu juga terdapat mitra disabilitas, termasuk Go-Ride dan Go-Car. Namun, jumlahnya tidak terlalu banyak. Sebelum bergabung menjadi mitra Go-Life, umumnya mereka sudah memiliki bekal pengalaman atau skill di layanan mereka bekerja.

Rata-rata, kata Yuanita, penyandang tunanetra telah mengikuti pelatihan di Dinas Sosial dan sudah punya setrifikat memijat.

Sementara untuk Go-Auto, mitra tunarungu bisa bergabung karena pekerjaannya tak menuntut berinteraksi banyak dengan pelanggan. Mitra hanya perlu fokus pada kendaraan yang dibersihkan atau diperbaiki. Biasanya, kata Yuanita, hasilnya bisa lebih bersih dan memuaskan.

"Karena tidak bisa mendengar jadi bisa lebih fokus dengan pekerjaannya," kata Yuanita.

"Dari sisi kualitas layanan, lebih dari 90 persen pengguna Go-Life menyatakan puas atas pelayanan yang diberikan mitra penyandang disabilitas. Ini membuktikan disabilitas bukan pantangan untuk berkarya," lanjut dia.

Dalam satu bulan, rata-rata pendapatan mereka sekitar Rp 4-6 juta. Uang yang didapat tak jauh dengan mitra lain yang memiliki fisik sempurna. Hal ini menunjukkan bahwa penyandang disabilitas juga mampu bersaing dalam dunia bekerja untuk menggerakkan roda ekonomi.

Sumadi (50), mitra Go-Massage, membagi kisahnya bekerja sebagai tukang pijat online selama lebih dari tiga tahun. Ia mengaku mulanya memang bekerja sebagai tukang pijat.

Saat itu, begitu tahu ada layanan Go-Massage, ia tak melewatkan kesempatan untuk mendaftar. Temannya sesama tunanetra juga sudah terlebih dulu mendaftar.

Sumadi merasakan perubahan yang signifikan dari sisi ekonomi dalam tiga tahun terakhir.

"Ekonomi jadi meningkat. Banyak customer juga yang percaya sama tunanetra," kata Sumadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com