Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Global Masih Bergejolak, Pilihan Saham Ini Layak Dilirik

Kompas.com - 23/10/2018, 16:56 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perekonomian global masih dihantui ketidakpastian yang mengakibatkan keluarnya sejumlah dana dari pasar saham dan pasar surat utang negara. Indonesia termasuk salah satu di antaranya.

Analis PT Bahana Sekuritas Muhammad Wafi menilai rencana kenaikan suku bunga bank sentral Amerika masih menjadi perhatian para investor serta kesehatan fiskal Indonesia. Hal ini tercermin dari asumsi Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019, yang masih didiskusikan oleh pemerintah bersama parlemen.

Wafi menuturkan, beberapa asumsi makro ekonomi seperti target pertumbuhan ekonomi, level rupiah dan lifting minyak sudah lebih realistis dibanding asumsi awal yang disampaikan dalam RAPBN 2019.

"Kinerja keuangan emiten dan perekonomian Indonesia secara domestik masih cukup baik hingga kuartal ketiga tahun ini. Namun masih ada sejumlah risiko yang perlu diamati kedepannya," ujar Wafi dalam keterangan tertulis, Selasa (23/10/2018).

Risiko tersebut antara lain harga minyak dunia yang cenderung naik. Sedangkan harga batubara dan CPO masih tertekan karena permintaan yang turun. Saat ini, pasar masih menanti upaya lanjutan pemerintah untuk melakukan reformasi energi kedepannya. Dengan demikian, subsidi energi khususnya untuk bahan bakar minyak (BBM) bisa kembali ditekan.

Kondisi tak pasti seperti ini membuat pasar ragu memilih saham mana yang minim risiko. Wafi mengatakan, di tengah ketidakpastian global, keuangan sejumlah emiten masih memperlihatkan kenaikan positif pada kuartal ketiga tahun ini. Hal ini menjadi sentimen positif di pasar.

Penjualan semen, misalnya, mulai memperlihatkan trend kenaikan hingga kuartal tiga 2018, tumbuh 4,9 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Penjualan wholesale mobil naik sebesar 6,8 persen secara tahunan. Sedangkan penjualan retail mobil meningkat 10,8 persen hingga kuartal ketiga 2018.

Dengan memperhatikan pencapaian hingga kuartal ketiga dan risiko perekonomian, kata Wafi, Bahana masih merekomendasikan beli untuk beberapa saham pilihan yang terbilang aman dan tahan uji ditengah berbagai gejolak yang ada. Di antaranya saham PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM).

Emiten tersebut masih mengantongi keuntungan hingga akhir tahun karena pengguna telekomunikasi dan paket data masih tinggi kedepannya. Ditambah lagi, perusahaan telekomunikasi milik negara ini rajin membagi dividend.

Selain itu, saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna (HMSP), PT Gudang Garam (GGRM), dan PT Ramayana Lestari Sentosa (RALS) juga cukup menjanjikan karena didukung oleh daya beli masyarakat untuk kelas masyarakat menengah ke bawah yang masih kuat. Didukung pula rencana kenaikan upah minimum propinsi yang direncanakan naik sekitar 8 persen.

PT Aces Hardware (ACES) juga tak luput dari rekomendasi Bahana. retail tersebut membukukan kenaikan SSSG sebesar 11,3 persen pada September, dibanding periode yang sama tahun lalu. PT Ramayana Lestari Sentosa juga sukses mencatat kenaikan SSSG sekitar 11 persen pada periode

yang sama dibanding tahun lalu. Wafi juga merekomendasikan PT Semen Indonesia (SMGR) sebagai pemain terbesar dalam industri semen yang sudah memiliki jaringan di hampir seluruh Indonesia.

"Sejumlah capaian kinerja ini menjadi sentimen positif bagi pasar saham domestik meski sifatnya jangka pendek," kata Wafi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com