Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Harapan Hidup di Singapura Tertinggi se-ASEAN, Indonesia Nomor Berapa?

Kompas.com - 24/10/2018, 10:07 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Angka harapan hidup masyarakat dunia diprediksi akan naik rata-rata sebesar 4,4 tahun pada tahun 2040.

Mengutip dari Seasia, Rabu (24/10/2018), penelitian yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet menunjukkan adanya kenaikan angka harapan hidup masyarakat dunia, berikut penyebab kematiannya di tahun 2040 .

Penelitian tersebut memperhitungkan sejumlah faktor yang bisa memengaruhi kesehatan, seperti merokok, indeks massa tubuh, air bersih, dan kondisi sanitasi yang baik, bersama dengan variabel lain, seperti pengukuran kesuburan, pendapatan dan pendidikan.

Khusus untuk kawasan Asia Tenggara, angka harapan hidup tertinggi ditempati oleh Singapura, disusul oleh Thailand. Berikut adalah daftar lengkap yang menampilkan nomor usia pada tahun 2040:


1. Singapura (85,41 tahun)
2. Thailand (80,20 tahun)
3. Malaysia (79,94 tahun)
4. Brunei Darussalam (78,15 tahun)
5. Timor Leste (77,41 tahun)
6. Indonesia (76,77 tahun)
7. Myanmar (75,86 tahun)
8. Laos (75,16 tahun)
9. Kamboja (74,65 tahun)
10. Filipina (74,16 tahun)

Namun, pilihan masyarakat unutk hidup sehat dan keputusan pada kebijakan sekarang bisa memungkinkan ini hasilnya ada berbagai jalur, yang terburuk yang bisa melihat penurunan harapan hidup di hampir separuh negara di dunia.

Jika hal-hal terus berlanjut, seperti yang dicontohkan dalam "kemungkinan besar" skenario, delapan penyebab kematian dini pada tahun 2040 diperkirakan adalah penyakit jantung iskemik, stroke, infeksi pernafasan yang lebih rendah, penyakit paru obstruktif kronik (penyakit paru-paru yang menghalangi aliran udara) , penyakit ginjal kronis, penyakit Alzheimer, diabetes, dan cedera di jalan.

Dalam skenario ini, harapan hidup di AS diproyeksikan menjadi 79,8 tahun pada 2040 dimana naik hanya 1,1 tahun dari perkiraan 2016. Namun, bagian lain dunia akan mengalami peningkatan yang lebih besar, misalnya harapan hidup di Suriah diperkirakan akan meningkat dari 68,2 tahun pada tahun 2016 menjadi 78,6 tahun pada 2040.

Harapan hidup juga diproyeksikan melebihi 85 tahun untuk pria dan wanita di Jepang, Singapura, dan Spanyol. Serta hingga 80 tahun di 59 negara lain, termasuk China.

Sementara skenario ini memprediksi peningkatan harapan hidup bagi sebagian besar negara, hal ini juga memprediksi bahwa kematian dari beberapa penyakit tidak menular akan meningkat.

Laporan itu juga meramalkan bahwa perbedaan harapan hidup antara negara-negara berpenghasilan tinggi dan rendah akan berkurang pada tahun 2040, di bawah skenario yang paling mungkin.

Sayangnya menurut Dr. Christopher Murray yang jadi salah satu penulis dalam laporan itu mengatakan, "ketidaksetaraan akan terus menjadi besar."

"Di sejumlah besar negara, terlalu banyak orang akan mendapatkan penghasilan yang relatif rendah, tetap berpendidikan rendah dan meninggal sebelum waktunya," katanya.

SUMBER : https://seasia.co/2018/10/22/the-life-expectancy-by-2040-for-southeast-asian-countries

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com