JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) bersama instansi terkait seperti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengganti metodologi penghitungan data produksi beras.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, metode tersebut dianggap kurang akurat sehingga tak relevan diterapkan dalam kondisi saat ini.
Diketahui, metode penghitungan lama diterapkan sejak tahun 1980-an. Data produksi dihitung secara manual, mulai dari perkiraan luas baku sawah yang akan berpengaruh pada hasil penghitungan luas panen dan produksi padi.
Menurut Suhariyanto, sejak 1997, banyak pihak mempertanyakan akurasi metode tersebut.
"Penghitungan data produksi kurang tepat. Wapres (Jusuf Kalla) bilang itu kesalahan banyak pihak, termasuk BPS," ujar Suhariyanto di kantor BPS, Jakarta, Rabu (24/10/2018).
Suhariyanto mengatakan, ada sejumlah hal penting dalam menentukan metodologi apa yang dipakai untuk penelitian. Pertama, tentunya harus berdasarkan ukuran objektif, bukan subjektif. Selain itu, dengan memanfaatkan teknologi terkini agar akurasi lebih tinggi. Hal penting selanjutnya adalah metode tersebut transparan sehingga terbuka bisa dicoba oleh siapa saja.
Namun, Suhariyanto menekankan bahwa bukan berarti hasil penghitungan menggunakan metode sebelumnya salah total. Hanya saja patokannya tidak relevan maka perlu dilakukan perbaikan.
"Sekarang bagaiaman kita punya data produksi yang lebih tepat sehingga kebijakan yang dirancang fokus dan tepat sasaran," kata Suhariyanto.
"Intinya sama, luas panen dan produktivitas yang diukur," lanjut dia.
Metodologi baru itu bernama Kerangka Sampel Area (KSA). Metode tersbeut dikembangkan oleh BPPT untuk mengukur luas panen. Dalam pengumpulan data, peneliti harus melakukan beberapa pemetaan, yakni peta rupa bumi, peta administrasi, peta lahan baku sawah, dan peta tutupan lahan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.