Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Dana Desa, Angkat Potensi Taman Wisata Alam Bukit Kaba di Bengkulu

Kompas.com - 25/10/2018, 09:30 WIB
Alek Kurniawan,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com – Desa Sumber Urip, Kecamatan Selupuh Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu punya segudang potensi wisata yang bisa dimanfaatkan. Salah satunya adalah Taman Wisata Alam (TWA) Bukit Kaba.

Berada di ketinggian 1.952 meter di atas permukaan laut (mdpl), TWA Bukit Kaba merupakan salah satu destinasi favorit di Bengkulu.

Tak hanya dikunjungi oleh masyarakat Bengkulu saja, tetapi keindahannya juga sudah menarik wisatawan dari Palembang, Lubuklinggau, Jambi, bahkan beberapa wisatawan mancanegara dari Eropa.

“Taman Wisata Alam Bukit Kaba memang menjadi keunggulan destinasi wisata di desa kami. Oleh karena itu, kami pun berusaha untuk mengelola dan mengembangkan tempat tersebut supaya bisa meningkatkan jumlah pengunjung,” ujar Kepala Desa Sumber Urip Yadi Sutanto kepada Kompas.com, Kamis (11/10/2018).

Dengan peningkatan jumlah wisatawan tersebut, lanjut Yadi, diharapkan pendapatan desa dari sektor wisata juga mengalami eskalasi.

“Mulai dari 2017 sampai saat ini TWA Bukit Kaba dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Melalui pengelolaan tersebut, rata-rata pendapatan dari sektor wisata per bulannya mencapai 8 juta per bulan (dari total pendapatan 15 juta per bulan). Jadi, sektor ini menyumbang 70 persen dari total pendapatan BUMDes,” jelas Ketua BUMDes Urip Jaya, Sigit Widianto.

Lebih lanjut, keuntungan tersebut didapatkan dari penjualan tiket masuk, penitipan kendaraan bermotor, jasa pemandu, dan jasa ojek.

Tak hanya BUMDes yang mendapatkan keuntungan dari sektor wisata, warga desa pun secara tidak langsung mendapatkan manfaatnya.

“Kesejahteraan warga desa sedikit banyaknya meningkat dari pemanfaatan sektor wisata yang dikelola BUMDes, utamanya para pemuda yang bekerja menjaga pos penjualan tiket. Kami bisa mendapatkan penghasilan tambahan sebesar Rp 1-1,5 juta per bulan. Belum lagi pemasukan dari pekerjaan lainnya, misal buruh tani,” ujar salah satu perwakilan pemuda Desa Sumber Urip, Rizki Johan Arifin.

Pemanfaatan dana desa

Salah satu faktor penting yang membuat pengelolaan wisata di Desa Sumber Urip maju adalah pemanfaatan dana desa.

Sebagai informasi, Pemerintah Indonesia telah memberikan bantuan dana desa kepada Desa Sumber Urip sejak tahun 2015. Pada tahun tersebut, dana desa yang digelontorkan adalah sebesar Rp 272 juta.

Kemudian, secara berturut-turut mulai dari tahun 2016 sampai 2018 dana desa yang diterima oleh Desa Sumber Urip sebanyak Rp 612 juta (2016), Rp 781 juta (2017), dan Rp 717 juta (2018).

“Pemanfaatan dana desa yang baik adalah kunci utama kami bisa mengembangkan potensi wisata. Ke depannya, kami akan mengulik potensi lainnya, seperti pengembangan homestay, wisata outbound, menyelenggarakan festival tahunan (Festival Bukit Kaba), dan wisata madu,” terang Yadi.

Pengunjung yang berada di loket masuk TWA Bukit Kaba di Desa Sumber Urip.KOMPAS.com/ALEK KURNIAWAN Pengunjung yang berada di loket masuk TWA Bukit Kaba di Desa Sumber Urip.
Selain itu, menurut Yadi, pembangunan jalan desa sedikit banyaknya juga membantu meningkatkan wisatawan yang datang. Meskipun tujuan utamanya adalah untuk mengurangi biaya angkut panen hasil kebun, tetapi manfaat tersebut juga bisa dimanfaatkan oleh wisatawan untuk akses menuju tempat wisata.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Whats New
Nasabah Kaya Perbankan Belum 'Tersengat' Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Nasabah Kaya Perbankan Belum "Tersengat" Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com