Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Mentan: Peternak Lokal akan Penuhi Kebutuhan Daging Sapi dalam Negeri

Kompas.com - 28/10/2018, 22:29 WIB
Mikhael Gewati

Editor

KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, sesuai dengan visi Indonesia menjadi lumpung pangan dunia pada 2045, maka peternak lokal akan memenuhi kebutuhan daging sapi dalam negeri bahkan dunia.

Hal itu Mentan Amran katakan saat membuka kontes ternak dan panen pedet (anak sapi)  terbesar di Indonesia pada 2018 di Pasar Induk Puspa Agro, Sidoarjo Minggu (28/10/2018). 

Tercatat pada kontes yang digelar Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo ada sebanyak 2.500 ekor lebih sapi hasil program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus SIWAB) yang dipamerkan. 

"Kami bangga pada peternak Indonesia yang bersemangat mengembangkan sapi nasional, sehingga populasinya meningkat, lebih berkualitas, dan menyejahterakan peternak," kata Amran dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima.

Amran menerangkan Upsus SIWAB merupakan salah satu terobosan yang dilakukan pemerintah untuk mempercepat peningkatan populasi sapi di dalam negeri. Melalui strategi optimalisasi pelaksanaan inseminasi buatan (IB), Upsus SIWAB dilaksanakan di 34 provinsi.

"Dalam pelaksanaannya, Kementan memberikan gratis semen beku beserta alat dan sarana prasarana, serta biaya operasional kepada peternak. Selain itu, juga diberikan pelayanan gratis dalam penanganan sapi betina yang mengalami gangguan reproduksi," terang Amran.

Untuk diketahui, sejak pelaksanaan Upsus SIWAB pada 2017 hingga Kamis (25/102018) sudah lahir 2.325.977 ekor dari indukan sapi milik peternak.

Baca jugaBerkat Upsus Siwab, Kelahiran Anak Sapi Hasil Inseminasi Buatan Tinggi

Dalam 6 bulan ke depan, diprediksi akan bertambah lagi danmencapai kurang lebih 3,5 juta eko. Prediksi ini berdasarkan catatan anak sapi yang lahir dan masih ada banyak sapi yang bunting, saat ini.

Adapun terkait realibitas dan validitas kinerja Upsus Siwab secara nasional tidak perlu diragukan lagi. Ini karena seluruh pelaporannya sudah terverifikasi, terlaporkan, dan tercatat dalam iSIKHNAS (Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional terpadu) milik Kementan.

Dengan adanya loncatan peningkatan populasi, maka diharapkan porsi produksi daging sapi di dalam negeri meningkat. Alhasil bisa menambah usaha sapi berskala usaha komersil sehingga kesejahteraan peternak bisa terwujud.

Amran menyebutkan, secara ekonomi Upsus SIWAB telah menciptakan nilai tambah yang besar untuk peternak. Jika anak sapi lepas sapih rata-rata seharga 8 juta rupiah, maka akan diperoleh nilai ekonomis sebesar Rp 18,61 triliun.

"Nilai yang sangat fantastis mengingat investasi program Uspsus Siwab 2017 – 2018 hanya sebesar Rp. 1,41 triliun, sehingga ada kenaikan nilai tambah di peternak sebesar 17,2 Triliun rupiah," terang Amran.

Hasilkan sapi berkualitas

Selain percepatan dalam peningkatan populasi sapi di dalam negeri, Upsus SIWAB juga telah mampu menghasilkan sapi-sapi yang berkualitas dengan peningkatan kualitas sumber daya genetik ternak sapi.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memegang salah satu sapi yang dipamerkan dalam Kontes Ternak dan Panen Pedet terbesar di Indonesia tahun 2018, di Pasar Induk Puspa Agro, Sidoarjo pada Minggu (28/10/2018)DOK. Humas Kementerian Pertanian RI Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memegang salah satu sapi yang dipamerkan dalam Kontes Ternak dan Panen Pedet terbesar di Indonesia tahun 2018, di Pasar Induk Puspa Agro, Sidoarjo pada Minggu (28/10/2018)
Total, sampai saat ini, telah ada 80 ekor kelahiran sapi Belgian Blue yang berhasil dikembangbiakkan. Baik dari hasil Transfer Embrio (TE) maupun IB dan sudah ada sebanyak 276 ekor sapi bunting. 

Halaman:


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com