JAKARTA, KOMPAS.com - PT Internux, produsen modem Bolt kini tengah menjalani proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dengan nilai tagihan mencapai Rp 5,65 triliun.
Perinciannya, ada 3 kreditor separatis (dengan jaminan) dengan nilai tagihan Rp 274,55 miliar, dan 282 kreditor konkuren (tanpa jaminan) senilai Rp 5,37 triliun.
Presiden Direktur Internux Dicky Moechtar dalam rapat kreditor di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, Senin (29/10/2018) bercerita alasan anak usaha PT First Media Tbk (KBLV) ini menanggung utang triliunan rupiah.
"Kami dapat alokasi frekuensi pita lebar pada 2009, tapi baru beroperasi secara komersial pada 2013," kata Dicky.
Baca juga: First Media, BOLT dan HOOQ Umumkan Kerja Sama Konten Hiburan
Selama waktu kurang lebih empat tahun itu, tanpa adanya pemasukan, Internux kerap menemui hambatan yang justru terus menggerus keuangan perusahaan.
Pertama, ketika menang tender pada 2009, frekuensi yang didapat Internux ternyata tak steril. Masih banyak instansi pemerintah yang menggunakan frekuensi tersebut.
Dicky bilang perlu waktu dua tahun menyingkirkan instansi pemerintah pengguna frekuensi Internux.
"Kemudian ketika tender teknologi yang digunakan itu Wimax, dan perangkat teknologi ini tak tersedia di pasar. Tapi kita tetap menggelar jaringan dengan teknologi seadanya meski belum komersial," sebut Dicky.
Baru pada 2012, Internux mengajukan izin untuk menggunakan teknologi netral, 4G LTE. Dikabulkan. Namun, imbasnya Internux harus berinvestasi ulang. Terlebih teknologi 4G LTE belum ada di pasar domestik, sehingga Internux harus mendapatkan perangkat dari luar Indonesia.
Sialnya batas waktu soal adanya ketentuan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebanyak 50 persen perangkat telekomunikasi pita lebar nirkabel harus terpenuhi pada 2015.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.