Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Nufransa Wira Sakti
Staf Ahli Menkeu

Sept 2016 - Jan 2020: Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan.

Saat ini menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengawasan Pajak

Kementerian Keuangan Berduka...

Kompas.com - 31/10/2018, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


BERITA tentang pesawat Lion Air yang kehilangan kontak itu masuk ke group aplikasi pesan saya sekitar jam 8 hari Senin pagi 29 Oktober 2018. Selama satu jam setelah itu beritanya masih tidak jelas dan banyak isu yang muncul.

Kami masih bekerja seperti biasa, dimulai dengan rapat pada pukul 09.00 yang dipimpin oleh Menteri Keuangan yang membahas dana kelurahan.

Sebelum rapat dimulai, para pimpinan Kemenkeu sudah mulai membahas jatuhnya pesawat tersebut. Ada kekhawatiran tentang banyaknya pegawai Kemenkeu yang menjadi penumpangnya.

Pesawat pada jam tersebut adalah penerbangan yang paling pas waktunya dengan pegawai Kemenkeu untuk kembali bertugas setelah dinas di Jakarta. Pukul 7.30 mereka sudah harus tiba di kantor masing-masing.

Saat rapat berlangsung, banyak sekali pesan masuk ke ponsel saya yang mengabarkan beberapa nama pegawai kami yan menjadi penumpang pesawat. Dari awalnya hanya 3 orang sampai akhirnya mencapai 20 orang.

Saya mulai tidak konsentrasi pada rapat karena media satu per satu meminta konfirmasi mengenai kebenaran berita pegawai Kemenkeu yang menjadi penumpang pesawat tersebut.

Setelah ada pernyataan resmi dari pihak Basarnas bahwa pesawat dinyatakan hilang dalam kecelakaan, barulah saya berani mengirimkan pesan kepada Menteri Keuangan tentang kejadian tersebut dan juga adanya penumpang dari Kemenkeu.

Lima menit kemudian saat jeda rapat, sekitar pukul 10.15 Menkeu membaca pesan tersebut dan terkejut.

Kami semua diminta untuk mengkonfirmasi mengenai keberadaan pegawai Kemenkeu pada pesawat Lion Air JT 610.

Tampak sekali beliau sudah mulai tidak konsentrasi terhadap rapat dan ingin segera mengakhirinya.

Mendatangi Basarnas dan keluarga korban

Setelah melanjutkan sebentar rapat, sekitar jam 11.00 beliau langsung memutuskan untuk pergi langsung mencari konfirmasi ke Basarnas di Kemayoran.

Didampingi beberapa pejabat Kemenkeu, rombongan Menkeu diterima oleh pihak Basarnas yang menjelaskan tentang kejadian tersebut. Ketua Basarnas juga menjelaskan bagaimana proses pencarian pesawat dan perkiraan lokasi jatuhnya pesawat tersebut. Menkeu masih berharap akan adanya penumpang yang selamat dari jatuhnya pesawat tersebut.

Dari Basarnas, beliau langsung memutuskan untuk langsung menuju ke crisis center di Bandara Soekarno Hatta.

 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Menkeu SMI) merasa harus menemui keluarga dari penumpang Lion Air Kemenkeu yang sudah ada di Bandara Soetta.

Dalam perjalanan, Menku SMI sempat memberikan arahan agar keluarga para korban dikontak dan kalau bisa dikoordinasikan untuk ditangani bersama oleh Kemenkeu.

Beliau juga menginstruksikan untuk membuat satu crisis center bagi pegawai Kemenkeu. Pos ini untuk koordinasi bagi pihak keluarga agar mendapat informasi terkini dan juga para pegawai Kemenkeu dapat menolong untuk menangani keluarga korban.

Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kantor Basarnas, Senin (29/10/2018)Kompas.com/YOGA SUKMANA Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kantor Basarnas, Senin (29/10/2018)

Tiba di crisis center Teminal 1 Bandara Soetta, Menkeu SMI bertemu dengan pihak keluarga korban. Suasana haru memenuhi ruangan ketika Menkeu menyalami dan memeluk erat para keluarga.

Genangan air mata tidak bisa dibendung, suasana larut dalam kesedihan. Salah satu pegawai Kemenkeu yang menjadi korban sudah akan menikah dan sempat mencari rumah bersama calon pasangannya. Sang calon yang juga pegawai Kemenkeu hadir di crisis center.

Pegawai lain yang menjadi korban sudah menitipkan anaknya di Jakarta, padahal selama ini sang anak dibawa ke Pangkal Pinang.

Menkeu SMI kemudian bercakap-cakap dan memberikan dukungan moral kepada pihak keluarga yang hadir.

21 orang

Sampai saat itu, seluruh penumpang pegawai Kemenkeu sudah tercatat 21 orang yang terdiri dari 12 orang pegawai Ditjen Pajak, 6 orang pegawai Ditjen Perbendaharaan dan 3 orang pegawai Ditjen Kekayaan Negara.

Lalu, ditambah lagi dua orang pegawai Ditjen Pajak yang istri serta suaminya juga menjadi penumpang pesawat Lion Air yang jatuh. Tidak semua keluarga hadir di crisis center tersebut. Beberapa masih dalam perjalanan.

Setelah itu, beliau menyampaikan arahan agar informasi, penanganan dan bantuan khususnya kepada keluarga pegawai Kemenkeu yang menjadi korban dalam kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 ditangani secara terkoordinasi di Kemenkeu.

Kami di Biro Komunikasi dan Layanan Informasi mendapat tugas untuk menjadi koordinator pengumpulan informasi.

Ditjen Pajak dan Ditjen Ba Cukai diminta berkoordinasi untuk penanganan di posko Terminal VIP Bandara Soetta dan Terminal JICT 2 Tanjung Priok.

Grup pesan WA pun segera kami bentuk untuk berkoordinasi. Mendapat informasi tentang adanya group tersebut, Ibu Menkeu minta diundang untuk bergabung.

Sedianya dari siang sampai dengan sore hari itu, Menkeu SMI terjadwal untuk memimpin beberapa rapat, namun semua dibatalkan karena kunjungan ke Basarnas dan crisis center di Bandara Soetta.

Menjelang sore hari, Menkeu kembali ke kediaman. Berdasarkan jadwal, malam hari itu juga ada rapat dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

 

Sekitar pukul 18.30, sebuah pesan masuk dari Menteri SMI di grup yang menyatakan bahwa beliau memutuskan untuk pergi ke posko di Bandara Halim dan juga di RS Polri. Rapat pun ditunda.

Sekitar pukul 19.30, Menkeu SMI tiba di Kantor Bea Cukai Halim yang dijadikan posko layanan bagi keluarga korban jatuhnya Lion Air.

Di sana sudah ada dua keluarga korban yang sedang mencari informasi. Setelah memberikan dukungan moral dan doa kepada pihak keluarga, Menkeu dan rombongan menuju RS Polri.

Tiba pukul 20.30 di RS Polri, kami bersama rombongan Menkeu disambut kepala RS Polri Kombes Pol Musyafak beserta jajarannya. Di sana Kepala RS Polri yang sebentar lagi akan mendapat kenaikan pangkat bintang satu ini menjelaskan proses identifikasi.

Dijelaskan bahwa apabila pihak keluarga dapat menujukkan data misalnya barang/pakaian yang digunakan dan masih melekat di badan, adanya ciri khusus tertentu seperti bekas luka atau tatto dan data tersebut cocok dengan jenazah yang ditemukan maka dapat diidentifikasi dengan cepat. Namun bila menggunakan test DNA akan memakan waktu 4-8 hari.

Menteri Keuangan Sri MulyaniKemenkeu RI Menteri Keuangan Sri Mulyani

Di RS Polri ini, kembali Menkeu bertemu dengan 3 keluarga korban dari Kemenkeu. Dua di antaranya masih anggota keluarga besar Kemenkeu juga.

Sang suami para korban bekerja di Inspektorat Jenderal dan Ditjen Kekayaan Negara. Bahkan, salah satu diantaranya yaitu Sang Ibu dari korban adalah pegawai purna tugas di Ditjen Pajak.

Jadi banyak sekali korban dari keluarga besar Kemenkeu. Tercatat, ada sekitar 25 orang dari seluruh korban dari pesawat tersebut adalah alumni STAN.

Menkeu kemudian berkeliling ke ruang pendataan korban.

Di gedung sentra visum dan medikolegal di RS Polri, keluarga korban diminta untuk menyerahkan data-data yang dibutuhkan yaitu, foto gigi, sidik jari dan DNA. Khusus untuk DNA diminta agar menghadirkan orangtua atau anak untuk diambil sample.

Setelah itu kami menuju ke gedung forensik untuk mendapat penjelasan mengenai proses identifikasi jenasah. Sampai malam itu, sudah diterima 21 kantong jenasah.

Kepada media yang hadir di sana, Menkeu SMI dengan menahan isak haru menyatakan bahwa keluarga besar Kemenkeu sangat berduka dengan meninggalnya 21 pegawai yang akan melakukan tugas di unitnya.

Kementerian Keuangan akan terus membantu semua keluarga korban untuk dapat melalui proses yang sulit ini.

Pukul 22.00 Menkeu dan rombongan selesai mengunjungi RS Polri. Kami harus bersiap-siap untuk upacara Hari Keuangan esok harinya.

Pita hitam

Pakaian upacara yang semula direncanakan menggunakan pakaian adat nasional, sebagai rasa duka cita, oleh Menkeu diminta untuk diganti dengan kemeja putih dan celana hitam dengan pita hitam di lengan kiri. Pakaian ini juga dipakai sampai hari Jumat 2 November 2018.

Pagi harinya, sederetan bunga duka cita dari berbagai pihak sudah memenuhi lobby kantor Kementerian Keuangan di Lapangan Banteng.

Suasana upacara Hari Keuangan 30 Oktober yang biasanya ceria dan gembira berubah menjadi sendu. Foto 21 pegawai Kemenkeu yang menjadi penumpang pesawat Lion Air berjajar rapi di tepi lapangan upacara.

Saat memasuki lapangan upacara, Menkeu SMI dan Wakil Menkeu memberikan hormat. Seusai upacara, kembali Menkeu melewati foto-foto tersebut dengan haru diiringi alunan musik lagu Gugur Bunga.

Selama 24 jam setelah berita resmi jatuhnya pesawat Lion Air, Menteri Keuangan RI tak henti-hentinya memberikan dukungan kepada keluarga, mengarahkan untuk membantu sepenuhnya pihak keluarga serta memonitor dan terlibat langsung dalam diskusi tentang penanganan keluarga korban.

Kementerian Keuangan berduka...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com