Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Per September 2018, Barito Pacific Raup Pendapatan 2,35 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 01/11/2018, 05:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Barito Pacific Tbk (BRPT) melaporkan kinerja keuangan untuk periode Januari-September 2018. Perseroan melaporkan, pendapatan bersih mencapai 2,35 miliar dollar AS. Capaian itu tumbuh 12,38 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yang mencapai 1,82 miliar dollar AS.

Berdasarkan pernyataan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (31/10/2018), peningkatan pendapatan didorong kontribusi pendapatan panas bumi yang lebih tinggi yang berasal dari akuisisi unit Salak dan Darajat.

Peningkatan itu juga dikontribusi pendapatan petrokimia yang meningkat akibat realisasi harga penjualan rata-rata yang lebih tinggi, diimbangi sebagian dengan volume penjualan yang lebih rendah karena adanya beberapa kegiatan operasional yang telah dijadwalkan.

Laporan keuangan ini telah memasukkan konsolidasi keuangan Star Energy Geothermal (SEG) setelah mengakuisisi 66,67 persen kepemilikan pada 7 Juni 2018. Adapun okus bisnis dari Star Energy adalah panas bumi.

Direktur Utama BRPT Agus Pangestu mengatakan, melalui anak usahanya yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), prseroan telah melakukan ekspansi pabrik sebanyak 37 KTA menjadi 137 KTA.

“TPIA dan Michelin telah menyelesaikan usaha patungan berupa pendirian pabrik PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI),” sebut Agus.

Kontribusi pendapatan BRPT terutama disumbang oleh TPIA sebesar 1,96 miliar dollar AS, tumbuh 8,89 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu. Pendapatan dari Star Energy mencapai 391 juta dollar AS pada tahun ini.

Meski pendapatan tumbuh, laba bersih yang dapat dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 41,90 persen menjadi 70,38 juta dollar AS dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yang mencapai 121,13 juta dollar AS.

Beban pokok pendapatan sebesar juga tercatat naik 18,05 persen secara tahunan (yoy) menjadi 1,70 miliar dollar AS dari 1,44 miliar dollar AS. Hal ini disebabkan peningkatan biaya bahan baku naptha sekitar 35 persen lantaran kenaikan harga minyak.

Pun pabrik butadiene hanya beroperasi 71 persen dibandingkan 116 persen pada tahun Januari-September 2017 akibat penghentian produksi selama 90 hari. Adapun pabrik styrene monomer hanya beroperasi 88 persen dibandingkan 104 persen di tahun sebelumnya karena pelaksanaan TAM untuk 1 jalur produksi.

Beban keuangan juga meningkat 278,6 persen dari 42 juta dollar AS pada kuartal III 2017 menjadi 159 juta dollar AS pada kuartal III 2018. Ini disebabkan biaya pendanaan SEG dari pinjaman bank Tranche A sebesar 1,25 miliar dollar AS dan pinjaman berjangka 660 juta dollar AS yang digunakan pada Maret 2017 untuk akuisisi aset panas bumi Salak dan Darajat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, KemenKopUKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, KemenKopUKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Whats New
Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Whats New
Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Whats New
RUPST MPXL Sepakati Pembagian Dividen dan Tambah Komisaris

RUPST MPXL Sepakati Pembagian Dividen dan Tambah Komisaris

Whats New
KAI Properti Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Cek Posisi dan Syaratnya

KAI Properti Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com