Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekuritas, Asuransi, dan Dana Pensiun Indonesia Tumbuh Pesat

Kompas.com - 01/11/2018, 05:16 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Laporan kesejahteraan global Allianz tahun 2017 menunjukkan bahwa pertumbuhan aset keuangan global meningkat hingga 7,7 persen. Salah satu negara yang mengalami pertumbuhan pesat yakni Indonesia yang didongkrak oleh sekuritas, asuransi, dan dana pensiun.

Pada 2017, pertumbuhan aset finansial sektor swasta di Indonesia meningkat 10,9 persen. Tahun sebelumnya, peningkatannya hanya 9,9 persen.

Adapun penggerak pertumbuhannya adalah sekuritas sebesar 28,2 persen. Hal ini mencerminkan perkembangan positif pasar saham Indonesia.

Kemudian diikuti oleh asuransi dan dana pensiun yang tumbuh 23,5 persen.

“Meskipun pertumbuhan aset rumah tangga meningkat, namun penetrasi asuransi di Indonesia masih rendah," ujar Joos Louwerier, Country Manager dan Direktur Utama Allianz Life Indonesia dalam keterangan tertulis, Rabu (31/10/2018).

Baca juga: Asuransi Jiwa Sudah Dianggap Penting dan Perlu

Louwerier memastikan Allianz Indonesia selalu menyediakan solusi asuransi untuk semua segmen masyarakat.

"Kami berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam meningkatkan literasi keuangan untuk melindungi lebih banyak orang,” kata dia.

Louwerier mengatakan, deposito tetap menjadi kelas aset yang paling diminati, dengan persentase sebesar 67,3 persen. Hal ini didasari fakta bahwa sebagian besar penduduk masih belum memiliki atau mempunyai akses yang terbatas kepada jenis layanan dan produk keuangan lain yang lebih luas.

Meski pertumbuhan kredit meningkat menjadi 9 persen pada 2017, posisi rasio utang terhadap PDB tetap stabil di angka 16,2 persen. Angka tersebut salah satu yang terendah di antara negara-negara Asia lain yang dianalisa.

Baca juga: Sri Mulyani Ajak Generasi Milenial Ikut Dana Pensiun

Aset finansial per kapita (net) berada di posisi 650 euro menempatkan Indonesia di peringkat ke-52 dalam daftar negara terkaya di seluruh dunia, satu peringkat di atas Ukraina.

Sementara itu, Swiss kembali merebut posisi teratas dari AS. Secara umum, pada 2017, negara-negara Eropa lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya, yangmencerminkan  semakin menguatnya euro.

Tahun 2017 dianggap masa-masa yang luar biasa dan nyaris sempurna bagi para investor meski ketegangan politik meningkat. Setelah terjadi krisis keuangan, pemulihan ekonomi mencapai puncaknya dengan kemajuan di seluruh dunia.

Kinerja pasar keuangan juga meningkat, khususnya pasar modal. Hasilnya, aset finansial naik secara signifikan sebesar 7,7 persen dan aset finansial global meningkat menjadi 168 triliun euro (bruto).

"Tahun lalu adalah tahun yang sangat baik bagi para penabung," ungkap Chief Economist Allianz Michael Heise.

Baca juga: JP Morgan Prediksi Terjadi Krisis Keuangan pada 2020

Tahun lalu, sebut dia, era pasca krisis keuangan sudah berakhir untuk selamanya. Masa-masa ketika kebijakan moneter diciptakan untuk menjaga dan meningkatkan kondisi yang stabil di pasar keuangan, sudah terlewati.

Namun, saat ini, mulai muncul tanda-tanda mengkhawatirkan yakni kenaikan suku bunga, konflik perdagangan, hingga situasi politik yang semakin populis menimbulkan ketegangan dan gejolak tersendiri.

"Bulan pertama pada tahun ini sudah terasa pahit," kata Heise.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com