Perkembangan yang terjadi di dunia bisnis maupun di ranah teknologi memaksa lembaga arbitrase ini terus melakukan berbagai penyesuaian.
Hal itu terlihat dari amandemen tata cara arbitrase yang dilakukan pada tahun 2008. Kemudian diperbarui lagi di tahun 2013. Ini merupakan upaya dari HKIAC untuk terus mengikuti perkembangan zaman.
Mencermati perkembangan yang terjadi sudah cukup jauh berbeda dari 2013, HKIAC kembali melakukan amandemen. Apalagi, saat ini China menjalankan Belt and Road Initiative yang membuka banyak peluang bisnis namun sekaligus juga dispute. Sehingga, berbagai persiapan mutlak dilakukan.
Atas dasar itu, HKIAC kembali melakukan amandemen Administered Arbitration Rules (“2018 Rules”) yang akan efektif per 1 November 2018.
Amandemen tersebut mengatur tentang pemanfaatan teknologi dalam proses arbitrase, arbitrase multi-party dan multi-kontrak, penentuan awal perselisihan, sarana alternatif penyelesaian sengketa, proses arbiter darurat, dan batas waktu keputusan akhir diambil.
Melalui amandemen tersebut, Hong Kong benar-benar ingin memosisikan diri sebagai wasit, utamanya terkait dengan proyek Belt and Road Initiative.
Sekjend HKIAC Sarah Grimmer menyebutkan bahwa perubahan menjadi sesuatu yang tak terelakkan. Mau tak mau, lembaga arbitrase ini harus ikut melakukan perubahan agar bisa menjawab tantangan yang ada.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.