Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1 November 1999, Beredarnya Uang Pecahan Kertas Rp 100.000 Pertama

Kompas.com - 01/11/2018, 13:54 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sistem pembayaran di Indonesia memiliki sejarah yang panjang. Berawal dari barter hingga terciptanya alat tukar berupa uang.

Ketika zaman penjajahan, sistem alat tukar menggunakan uang ala kolonial. Pihak kolonial memiliki kewenangan untuk mengatur dan menggunakan sistem pembayaran kepada wilayah jajahannya.

Setelah Indonesia merdeka, pemerintah mulai menata sistem alat tukar. Berbagai kementerian terkait dibentuk untuk menunjang negara yang baru merdeka.

Salah satunya adalah Menteri Keuangan yang dijabat oleh AA Maramis. Kemenkeu mempunyai gagasan mengeluarkan mata uang Republik Indonesia sendiri. Berawal dari situlah, Indonesia memiliki alat tukar sendiri sesuai dengan harapan.

Hari ini 19 tahun yang lalu, tepatnya pada 1 November 1999, Bank Indonesia selaku Bank Sentral mengeluarkan alat penukaran paling fenomenal. Hal ini dikarenakan kali pertama BI mengedarkan uang pecahan Rp 100.000.

Dalam perjalanan panjangnya, baru kali ini pemerintah melalui Bank Indonesia mengeluarkan uang pecahan kertas dengan nominal besar.

Walau sebelumnya, pada era 1970-an, Bank Indonesia pernah mengeluarkan uang koin dengan nominal tersebut.

Baca juga: Cikal Bakal Mata Uang Rupiah yang Sudah Berusia 72 Tahun

Berbahan plastik

Pecahan uang 100.000 pada tahun 1999wikipedia Pecahan uang 100.000 pada tahun 1999

Dilansir dari Harian Kompas, uang Rp 100.000 yang dirilis BI berbahan polymer atau plastik yang memiliki gambar dwi tunggal proklamator Soekarno-Hatta. Uang juga bergambar belakang gedung MPR/DPR serta memiliki ukuran memiliki ukuran 151 × 65 milimeter.

Secara tak langsung, pemilihan tokoh itu merupakan penggambaran yang baik pasca-krisis yang terjadi di Indonesia pada 1998. Runtuhnya rezim Orde Baru dinilai menjadi sebuah kebebasan berekspresi bagi berbagai Instansi yang ada.

Hal ini menjadikan setiap pemerintah mencetak nominal uang dengan gambar tokoh pemersatu bangsa agar bisa mengingatkan setiap tonggak perjuangan bangsa.

Harian Kompas 28 Oktober 1999 menulis, uang plastik berbahan polymer itu telah dicetak hingga mencapai Rp 50 trilyun.

Ini dilakukan demi memenuhi syarat internasional yang mengharuskan setiap bank sentral memiliki persediaan uang tunai lima kali lipat dari keadaan normal dalam menghadapi millenium bug.

Baca juga: Siapa Herman Johannes, Pahlawan di Mata Uang Pecahan Rp 100 Baru?

Pencetakan uang baru itu tak akan menyebabkan inflasi, karena sedikit demi sedikit Bank Indonesia telah menarik uang kertas pecahan Rp 50.000. Peredaran uang plastik Rp 100.000 pun dilakukan bertahap.

Bahan polymer, mempunyai umur edar delapan tahun dan sangat sulit dipalsukan. Sedangkan uang kertas biasa berumur edar tiga tahun dan relatif mudah dipalsukan.

Selain itu, pemerintah mempunyai inisiatif penggunaan polymer karena banyaknya negara yang mencetak uang menggunakan kertas.

Terdapat teks proklamasi

Bank Indonesia juga memberikan resolusinya dalam mata uang ini. Selain adanya gambar Soekarno-Hatta, dalam uang itu juga terdapat naskah proklamasi.

Berdasarkan Harian Kompas edisi 26 Januari 2000, teks proklamasi yang diketik Sayuti Melik dan ditandatangani oleh Ir Soekarno dan Drs Mohammad Hatta (musyawarah mufakat dan disetujui oleh para wakil bangsa Indonesia) memang demikian adanya seperti yang tertera pada uang kertas pecahan Rp 100.000 yakni "Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen '05".

Penulisan "05" dalam uang tersebut disesuaikan yang terpampang pada prasasti Proklamasi di Jalan Proklamasi, Jakarta, di tempat berdirinya patung Proklamator Ir Soekarno dan Moh Hatta.

Hingga saat ini, pecahan uang Rp.100.000,00 masih menjadi paling besar dalam mata uang di Indonesia.

Pemerintah belum mengeluarkan secara resmi mata uang yang memiliki nilai lebih dari ini. Hanya saja melalui pembaharuan pada 2004, 2014 dan terakhir 2016.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengurai Pandangan Capres-Cawapres Soal Ibu Kota Nusantara

Mengurai Pandangan Capres-Cawapres Soal Ibu Kota Nusantara

Whats New
Cara Bayar Paspor Melalui ATM BCA

Cara Bayar Paspor Melalui ATM BCA

Whats New
Ditjen Pajak Bisa 'Intip' Rekening Nasabah di Atas Rp 1 Miliar, Ini Tujuannya

Ditjen Pajak Bisa "Intip" Rekening Nasabah di Atas Rp 1 Miliar, Ini Tujuannya

Whats New
Kebijakan Fiskal Jadi Penjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia di Tengah Tekanan Global

Kebijakan Fiskal Jadi Penjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia di Tengah Tekanan Global

Whats New
Lewat Ekonomi Digital, Menko Airlangga Ajak Mahasiswa PKN STAN Jaga Ketahanan Perekonomian

Lewat Ekonomi Digital, Menko Airlangga Ajak Mahasiswa PKN STAN Jaga Ketahanan Perekonomian

Whats New
TKN Prabowo-Gibran soal Solusi Kenaikan Harga Pangan: Operasi Pasar dan Transformasi Bulog

TKN Prabowo-Gibran soal Solusi Kenaikan Harga Pangan: Operasi Pasar dan Transformasi Bulog

Whats New
Kejadian Bercanda Bawa Bom di Pesawat Kerap Terulang, Kemenhub Minta Seluruh Pihak Gencarkan Sosialisasi

Kejadian Bercanda Bawa Bom di Pesawat Kerap Terulang, Kemenhub Minta Seluruh Pihak Gencarkan Sosialisasi

Whats New
PII Siap Jamin Utang Proyek di IKN yang Digarap Pemerintah Bersama Pengusaha

PII Siap Jamin Utang Proyek di IKN yang Digarap Pemerintah Bersama Pengusaha

Whats New
Daftar Kasus Penumpang Pesawat Bercanda soal Bom pada 2023

Daftar Kasus Penumpang Pesawat Bercanda soal Bom pada 2023

Whats New
Simak, Pengaturan Pelabuhan Penyeberangan 22 Desember 2023 - 2 Januari 2024

Simak, Pengaturan Pelabuhan Penyeberangan 22 Desember 2023 - 2 Januari 2024

Whats New
Menteri ESDM: Harga Pertalite Bisa Turun kalau Minyak Mentah di Bawah 60 Dollar AS

Menteri ESDM: Harga Pertalite Bisa Turun kalau Minyak Mentah di Bawah 60 Dollar AS

Whats New
IHSG Akhir Pekan Berakhir 'Hijau', Transaksi Capai Rp 14,2 Triliun

IHSG Akhir Pekan Berakhir "Hijau", Transaksi Capai Rp 14,2 Triliun

Whats New
Imbas Boikot, Kapitalisasi Pasar Starbucks Menguap Rp 186,43 Triliun

Imbas Boikot, Kapitalisasi Pasar Starbucks Menguap Rp 186,43 Triliun

Whats New
Pembagian 'Rice Cooker' Gratis Ditargetkan Rampung Januari 2024

Pembagian "Rice Cooker" Gratis Ditargetkan Rampung Januari 2024

Whats New
Menguatkan Pertumbuhan dengan Teknik Penjualan Konsultatif (Bagian IV)

Menguatkan Pertumbuhan dengan Teknik Penjualan Konsultatif (Bagian IV)

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com