KOMPAS.com - Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan pada kurun waktu 2014 – 2017, volume ekspor produk pertanian meningkat 4,8 persen per tahun.
Hal ini dibenarkan Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) Kementerian Pertanian (Kementan) I Ketut Kariyasa.
“Pada 2017, volume ekspor mencapai 41 juta ton, meningkat dibandingkan pada 2014 yang mencapai 36 juta ton,” ungkap Kariyasa, dalam siaran tertulis yang Kompas.com terima, Kamis (11/1/2018).
Kariyasa meyakini tren positif akan kembali berlanjut pada tahun ini. Sebab hingga September 2018, volume ekspor produksi pertanian sudah mencapai angka 31 juta ton.
Dia pun memprediksi volume ekspor pertanian 2018 akan lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Tidak hanya dalam bentuk volume, nilai ekspor produk pertanian juga disebut Kariyasa terus meningkat dengan kenaikan 2,2 persen per tahun. Pada tahun 2014, nilai ekspor produksi pertanian Rp 446,9 triliiun dan meningkat pada 2017 menjadi Rp 475,9 triliun.
“Bahkan bila dibandingkan 2016, nilai ekspor produksi pertanian Indonesia pada 2017 meningkat sebesar 24 persen,” terang Kariyasa.
Baca juga: BPS: Ekspor Pertanian Melonjak 362 Persen dalam 10 Tahun Terakhir
Peningkatan nilai ekspor produk pertanian diperkirakan Kariyasa akan masih berlanjut pada 2018 ini. Ini karena sampai September, nilai ekspor sudah mencapai 22 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 330 triliun.
Indonesia juga tercatat terus mengalami surplus dalam perdagangan produk pertanian setiap tahunnya. Sebagai contoh pada 2017, Indonesia mengalami surplus perdagangan produksi pertanian sebesar Rp 228,6 triliun, meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2016 yang mencapai Rp 118,5 triliun.
“Dengan demikian pada 2017 surplus perdagangan produk pertanian Indonesia meningkat sebesar 92,9 persen dibanding tahun 2016,” ungkap Kariyasa.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.