Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Kecelakaan Penerbangan yang Tak Kunjung Usai

Kompas.com - 04/11/2018, 19:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


PESAWAT terbang Boeing–737 Max 8 dari maskapai penerbangan Lion Air JT-610 yang berangkat dari Jakarta dengan tujuan Pangkal Pinang berakhir tragis di perairan laut Jawa pada Kawasan utara Karawang.

Peristiwa menyedihkan itu terjadi di pagi hari Senin yang cerah tanggal 29 Oktober 2018, memakan korban 189 orang yang terdiri dari para penumpang dan kru pesawat.

Kita semua bersedih dan segera mempertanyakan mengapa kecelakaan itu bisa terjadi di tengah-tengah kemajuan teknologi penerbangan yang begitu pesat terutama dalam hal keselamatan penerbangan.

Hal mendasar dalam dunia penerbangan adalah bahwa sebuah operasi penerbangan harus dilakukan oleh orang-orang yang berkompeten dalam bidangnya dan terlatih dengan baik untuk bekerja sebagai sebuah tim yang solid.

Hal mendasar lainnya adalah bahwa dalam dunia penerbangan dituntut sikap yang mapan dalam mematuhi semua aturan, ketentuan, regulasi dan prosedur yang berlaku tanpa kompromi.

Itu sebabnya maka semua kegiatan dalam dunia penerbangan membutuhkan sebuah mekanisme pengawasan yang ketat.

Dalam kondisi yang seperti itu, bila terjadi pelanggaran terhadap ketentuan, aturan, regulasi dan prosedur maka harus dijatuhkan sanksi hukuman yang setimpal.

Persoalan penerbangan komersil

Apa yang sebenarnya terjadi dalam dunia penerbangan kita belakangan ini?

Kecelakaan tragis yang terjadi di hari Senin yang naas itu hanyalah sebuah tampilan dari sekian banyak permasalahan dalam dunia penerbangan kita sepanjang 10 sampai dengan 18 tahun terakhir ini.

Dunia penerbangan sipil komersial di Indonesia memang sedang tumbuh dengan “luar-biasa” dalam satu sisi saja yaitu pertumbuhan jumlah penumpang yang meningkat sangat tinggi setiap tahunnya.

Sayangnya, pertumbuhan jumlah penumpang ini tidak atau kurang diiringi upaya sejajar dalam mempersiapkan jumlah SDM dengan pendidikan dan latihan di bidang penerbangan sesuai kriteria yang dibutuhkan.

 

Pada sisi lainnya, kesiapan infrastruktur penerbangan di Indonesia juga terlihat kurang berkembang sesuai tuntutan tingkat pertumbuhan jumlah penumpang pesawat terbang.

Pertumbuhan jumlah penumpang pesawat terbang setiap tahun tidak terjadi dengan tiba-tiba, tapi bertahap. Salah satu pemicunya adalah fenomena "penerbangan murah" yang melanda dunia pada dua dekade terakhir.

Untuk dipahami bersama bahwa biaya operasi penerbangan adalah sangat mahal. Perusahaan penerbangan yang menjual tiket dengan harga murah patut mendapatkan pengawasan ekstra ketat agar strategi marketing tiket murah itu tidak bersinggungan dengan biaya mahal dari sebuah operasi penerbangan yang memprioritaskan aspek “keselamatan terbang”.

Secara teori memang dapat saja dikatakan bahwa menjual tiket murah (sebagai sebuah strategi marketing modern) tidak ada hubungan langsung dengan penurunan tingkat keselamatan penerbangan.

Namun, mencermati apa yang terjadi di Indonesia, keluhan penumpang banyak terjadi atas layanan maskapai berbiaya murah. Berulangkali terjadi penumpang "mengamuk" karena tidak mendapat penjelasan dari petugas soal delay yang berkepanjangan.

Demikian pula bila dibuat grafis dari rekam jejak terjadinya kecelakaan pesawat terbang, akan terlihat bahwa kecelakaan lebih banyak terjadi pada maskapai yang berbiaya murah.

Dari dua hal ini, maka sulit untuk dapat membantah kesimpulan yang diperoleh orang awam bahwa tiket murah menjadi indentik dengan rendahnya pelayanan dan potensi terjadinya kecelakaan.

Tim dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi melihat dan memilah barang-barang yang sudah dikumpulkan dari pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang di JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (1/11/2018).KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Tim dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi melihat dan memilah barang-barang yang sudah dikumpulkan dari pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang di JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (1/11/2018).

Pesawat super modern dari sebuah maskapai penerbangan yang sama telah jatuh masuk ke laut pada tahun 2013 di Bali dan tahun 2018 di Jakarta plus beberapa kejadian kecelakaan lainnya pasti menuntut penjelasan yang masuk akal tentang apa yang menjadi unsur utama penyebabnya.

Setiap terjadi kecelakaan transportasi, maka instansi yang memiliki otoritas menyelidiki tentang penyebab terjadinya kecelakaan adalah KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi).

Sayangnya, sampai sekarang ini kita tidak tahu apa langkah-langkah lanjutan yang dilakukan setelah hasil penyelidikan itu keluar.

Salah satu penyebabnya adalah karena memang di Indonesia belum ada institusi resmi yang menindaklanjuti hasil penyelidikan penyebab kecelakaan yang dilakukan oleh KNKT. Tindak lanjut dalam menjatuhkan sanksi apabila ditenggarai ada pelanggaran atau kelalaian yang terjadi.

Yang jelas adalah bahwa dunia penerbangan kita saat ini tengah menghadapi masalah serius dalam ketersediaan SDM penerbangan yang berkualitas dan sarana infrastruktur penerbangan.

Sekarang ini penerbangan di Jakarta, Cengkareng dan di Halim (yang sebenarnya tidak diperuntukkan bagi penerbangan sipil komersial) telah mencapai ribuan jumlahnya dalam satu hari.

Penanganan terhadap pesatnya pertumbuhan penumpang di Cengkareng tidak dilakukan dengan meneliti terlebih dahulu apa latar belakang dan akar permasalahan dari penyebabnya.

Yang dilakukan adalah “hanya” memindahkan kelebihan slot penerbangan dari Cengkareng “untuk sementara” ke Halim.

Yang terjadi kemudian justru penambahan slot penerbangan di Halim.

 

Pengelolaan penerbangan

Lonjakan penumpang arus balik di Bandara Halim mulai meningkat, Rabu (20/6/2018)STANLY RAVEL Lonjakan penumpang arus balik di Bandara Halim mulai meningkat, Rabu (20/6/2018)

Tentang tumpang tindihnya pengelolaan penerbangan sipil dan militer yang berkait dengan pertahanan keamanan negara sebenarnya sudah diantisipasi sejak tahun 1950-an.

Ada Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1955 tentang Dewan Penerbangan yang dalam penjelasan umumnya ditegaskan dengan sangat jelas sekali sebagai berikut: (dikutip dalam teks aslinya)

Dalam keadaan sekarang dirasa perlu sekali untuk mengkoordinir politik penerbangan sipil dan politik penerbangan militer, jang kedua-duanja tidak terlepas dari politk dan ekoniomi negara.

Rasanja tidak dapat dipertahankan lagi, keadaan di masa politik penerbangan (baik sipil maupun militer) melulu dilakukan oleh salah-satu Kementrian (Kementrian Perhubungan atau Kementrian Pertahanan), walaupun keadaan itu didasarkan atas Undang-undang Penerbangan jang sekarang masih berlaku.

Dengan demikian, mencermati kecelakaan pesawat terbang yang terjadi di negeri ini, ada dua hal yang sangat prinsip yang harus dilakukan dengan segera.

Pertama, kita membutuhkan institusi (semacam Mahkamah Penerbangan) yang tugasnya menindaklanjuti hasil penyelidikan yang dilakukan oleh KNKT dalam sisi mekanisme menjatuhkan “sanksi profesi”.

Kedua, kita butuh Dewan Penerbangan yang akan berperan dalam memberikan masukan pada tataran strategis agar kebijakan yang diputuskan dalam masalah-masalah penerbangan nasional tidak akan berdampak pada munculnya masalah besar di lapangan.

Bila kedua hal ini dan juga beberapa masalah penerbangan secara fundamental tidak memperoleh perhatian yang cukup, maka kecelakaan demi kecelakaan tidak mustahil akan terjadi lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan Sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan Sejak Maret 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Work Smart
Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Whats New
Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Whats New
Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Whats New
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucer Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucer Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com