Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inspeksi Boeing 737 Max 8 dan Audit Spesial untuk Lion Air

Kompas.com - 05/11/2018, 10:01 WIB
Yoga Sukmana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyebab jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 masih menjadi teka-teki. Kemungkinan, penyebabnya baru diketahui setelah Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan investigasi.

Sambil menunggu investasi dan proses evakuasi korban, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengambil sejumlah langkah.

Hal itu dilakukan demi memastikan keamanan dan keselamatan penerbangan.

Inspeksi B737 Max 8

Selasa (29/10/2018), sehari pasca pesawat Lion Air PK-LQP jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melayangkan surat inspeksi pesawat Boeing 737 Max 8 kepada Lion Air dan Garuda Indonesia.

Boeing 737 Max 8 merupakan jenis pesawat yang sama dengan pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Karawang.

Hingga saat ini ada 11 pesawat B737 Max 8 yang beroperasi di Indonesia. Sebanyak 10 dioperasikan oleh Lion Air dan sisanya 1 pesawat dioperasikan oleh Garuda Indonesia.

Inspeksi B737 Max 8 dinilai penting karena sebelum hilang kontak dan dinyatakan jatuh, pilot Lion Air PK-LQP sempat meminta kembali ke landasan 3 menit setelah lepas landas.

Baca juga: Kemenhub Lakukan Audit Khusus terhadap Lion Air

Menurut Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, permintaan pilot untuk kembali ke landasan biasanya disebabkan karena adanya masalah mesin pesawat.

Namun namun menjadi tanda tanya besar karena pesawat Lion Air PK-LQP merupakan jenis pesawat B737 Max 8 yang sangat baru, yakni baru beroperasi 2 bulan.

Sabtu (3/11/2018), lima hari pasca perintah Menhub, pelaksana tugas Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, M. Pramintohadi Sukarno melaporkan hasil inspeksi khusus terhadap pesawat B737 Max 8.

"Kami sampaikan hasil inspeksinya adalah memenuhi standar kelaikudaraan. Sementara demikian," kata dia.

Pramintohadi tak menyebut pasti inspeksi khusus seperti apa yang dilakukan oleh Kemenhub. Namun, ia mengatakan inspeksi meliputi pemeriksaan, pengawasan, dan ramp check.

Ia mengatakan, inspeksi khusus itu dilakukan di sejumlah bandara, yakni Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Kualanamu Medan, Bandara Ngurah Rai Denpasar, dan Bandara Sam Ratulangi Manado.

Emergency Locator Transmitter (ELT) dan roda pesawat Lion Air PK-LQP penerbangan JT 610 di Dermaga JICT 2 Pelabuuan Tanjung Priok, Senin (5/11/2018).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Emergency Locator Transmitter (ELT) dan roda pesawat Lion Air PK-LQP penerbangan JT 610 di Dermaga JICT 2 Pelabuuan Tanjung Priok, Senin (5/11/2018).

Audit Spesial Lion Air

Selain melakukan inspeksi khusus pesawat B737 Max 8, Kemenhub juga melakukan audit spesial kepada maskapai Lion Air.

Hal ini berkaitan dengan Standard Operational Procedure (SOP), kualifikasi awak pesawat dan koordinasi dengan stakeholder terkait.

"Sejak beberapa hari yang lalu sudah dilakukan special audit. Berkaitan dengan SOP, kualifikasi daripada awak pesawat, dan koordinasi dengan pihak-pihak stakeholder yang lain. Dalam waktu dekat ini akan kita dapatkan laporannya," kata Budi.

Sementara itu Pramintohadi mengungkapkan, Kemenhub juga sudah mengadakan pertemuan dengan pihak Boeing secara intensif. Ada berbagai hal yang dibicarakan.

Baca juga: Minta Direktur Lion Air Dibebastugasan, Berwenangkah Menhub?

Secara umum Kemenhub meminta pendampingan dari Boeing terkait operasional pesawat B737 Max 8 di Indonesia.

Namun Kemenhub juga memiliki permintaan khusus terkait kecelakaan pesawat Lion Air PK-LQP. Boeing diminta membantu proses evaluasi SOP dan pelaksaan SOP pesawat tersebut.

"Ada beberapa hal yang lebih lanjut kami mintakan kepada Boeing, membantu proses evaluasi beberapa hal antara lain repetitive problems," ujarnya.

"Lalu prosedur dan implementasi aspek kelaikudaraan, kelengkapan peralatan untuk melakukan troubleshooting, juga pelaksanaan troubleshooting-nya," sambung dia.

Troubleshooting merupakan upaya mencari dan memperbaiki sumber masalah secara sistematis sehingga masalah tersebut bisa diselesaikan.

Umumnya, troubleshooting digunakan di berbagai bidang, mulai dari komputer, elektronika dan kelistrikan. Saat ini audit masih berjalan.

Sementara itu, pendiri Lion Grup Rusdi Kirana, saat menemui keluarga korban di ruang crisis center Hotel Ibis Cawang, Jakarta Timur, Selasa (30/10/2018) sore, Rusdi tak bisa menahan tangis.

Mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban atas kecelakan pesawat Lion Air JT 610.

Tak hanya itu, Rusdi juga mengatakan bahwa Lion Air siap untuk diaudit karena kecelakaan Pesawat Lion Air JT 610, termasuk menerima sanksi bila ditemukan ada kesalahan manajemen.

"Kami tidak keberatan kalau memang ada hasil temuan yang menurut (audit) itu kami salah, kami tidak keberatan ada penalti," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com