Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Level Kebahagiaan Dunia Telah Tembus Titik Terendah 10 Tahun

Kompas.com - 07/11/2018, 12:40 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber WEForum

NEW YORK, KOMPAS.com - Level kebahagiaan dunia berada pada titik terendah dalam satu dekade belakangan.

Berdasarkan hasil survei yang dikutip dari World Economic Forum (WEF), jumlah orang yang menyatakan mereka merasa stres dan khawatir dalam menjalani kehidupan sehar-hari mengalami peningkatan.

Negara Afrika Tengah yang tengah terpapar konflik menempati posisi negara yang paling tidak bahagia tahun lalu. Irak menempati posisi kedua, berdasarkan peringkat berdasarkan polling yang dilakukan Gallup.

"Secara kolektif, dunia menjadi lebih stresm khawatir, dan merasa kesakitan saat ini dibanding yang pernah kita rasakan sebelumnya," sebut Gallup.

Baca juga: Dari Survei hingga Dangdut, Jokowi Paparkan Fakta Indonesia Bahagia

Gallup melakukan survei terhadap lebih dari 154.000 orang di 146 negara, apakah orang-orang tersebut merasa khawatir, stres, marah, dan sedih di hari sebelumnya. Berdasarkan hasil survei tersebut, suasana global menunjukkan kesuraman sejak survei pertama pada 2006.

Negara-negara kawasan Sub-Sahara Afrika menempati posisi teratas survei tersebut, dengan 24 dari 35 negara yang disurvei mencapai posisi kebahagiaan terendah dalam 10 tahun pada tahun 2017, lantaran kerusuhan yang terjadi di kawasan tersebut telah melumpuhkan layanan kesehatan dan menyebabkan orang-orang kelaparan.

"Republik Afrika Tengah dan beberapa kawasan lain, sebagian besar populasinya bahkan harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya," ujar pimpinan riset Julie Ray.

Baca juga: Negara Paling Bahagia di Asia Tenggara, Indonesia Nomor Berapa?

Afrika Tengah yang saat ini dihadapkan pada konflik, tiga dari empat penduduknya merasakan sakit dan kekhawatiran.

Negara yang lebih sejahtera pun bukan berarti lebih bahagia. Hampir setengah dari penduduk Amerika yang juga disurvei pun merasakan stres, secara hitungan kasar, jumlah tersebut hampir sama dengan proporsi responden di kawasan Afrika Tengah.

Ekonom Jan Emmanuel De Neve mengatakan, dengan meningkatnya kekayaan dan kemajuan material penduduk dunia, suasana global yang memburuk menjadi mengganggu.

"Kemungkinan terdapat indikator struktural yang menyebabkan peningkatan kesejahteraan tidak cukup inklusif," ujar De Neve yang merupakan profesor di Universitas Oxford.

Sebagai informasi, Paraguay menempati posisi teratas sebagai negara yang paling positif, dalam artian penduduknya memiliki waktu istirahat yang cukup, diperlakukan dengan hormat, bisa menikmati diri mereka sendiri dan mempelajari sesuatu di hari sebelum survei dilakukan.

Sementara itu, Yaman yang sedang dilanda perang serta Afghanistan berada di posisi terendah.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com